MEDIAAKU.COM – Harga emas global melonjak sekitar 2 persen setelah bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya. Sentimen positif terhadap logam mulia ini juga diperkuat oleh ketidakpastian yang masih menyelimuti kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Melansir BeritaSatu, Jumat (31/10/2025) Pada perdagangan terakhir, harga emas spot naik 1,9 persen menjadi sekitar US$ 4.003,62 per ons troi, sedangkan kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup menguat 0,4 persen di level US$ 4.015,9 per ons troi.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan baru terkait hubungan dagang dengan Beijing, yaitu penurunan tarif impor terhadap China menjadi 47 persen dari sebelumnya 57 persen.
Sebagai imbalannya, China berkomitmen untuk melanjutkan pembelian kedelai dari AS, kembali mengekspor mineral tanah jarang, serta meningkatkan penegakan hukum terhadap perdagangan fentanil ilegal.
Menurut Jeffrey Christian, Managing Partner di CPM Group, harga emas sempat turun sesaat sebelum pengumuman detail kesepakatan dagang tersebut. Namun, setelah pasar menilai bahwa isi perjanjian tersebut tidak memiliki substansi kuat, minat terhadap emas kembali meningkat karena sentimen pasar berubah negatif.
Sebelumnya, The Fed memangkas suku bunga acuannya sesuai ekspektasi pelaku pasar. Namun, otoritas moneter itu memberikan sinyal bahwa langkah ini kemungkinan menjadi pemangkasan terakhir pada tahun ini.
Kondisi suku bunga rendah membuat emas yang dikenal sebagai aset tanpa imbal hasil atau non-yielding asset, menjadi lebih menarik bagi investor. Selain itu, logam mulia ini juga sering dipilih sebagai aset aman (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Tak hanya emas, harga logam mulia lainnya turut menguat. Perak spot naik 2,7 persen ke posisi US$ 48,81 per ons troi, platinum meningkat 1,2 persen menjadi US$ 1.604,38 per ons troi, dan paladium melonjak 3,4 persen ke level US$ 1.447,08 per ons troi.(*/Stephany)
