MEDIAAKU.COM – Indonesia membuka babak baru kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) dalam mempercepat pengembangan layanan pemerintahan berbasis digital.
Melansir dari laman Kemkomdigi, Jumat (19/9/2025) Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyebut langkah ini krusial untuk memenuhi kebutuhan konektivitas lebih dari 500 institusi pemerintah, mulai dari tingkat pusat hingga daerah.
“Pekerjaan besar menanti kita, mulai dari menghubungkan ratusan kota dan kabupaten hingga berbagai lembaga pemerintahan di Jakarta. Tantangan ini nyata dan harus segera dijawab,” ujar Meutya saat menerima Wakil Menteri Urusan Kabinet UEA untuk Daya Saing dan Pertukaran Pengetahuan, Abdulla Nasser Lootah, di kantor Kementerian Komdigi.
Ia menuturkan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Kementerian Komdigi telah melakukan restrukturisasi organisasi. Salah satunya dengan membentuk Direktorat Jenderal Teknologi Pemerintah Digital yang berfokus pada percepatan layanan publik berbasis teknologi.
Meutya menambahkan, Indonesia dapat mengambil pelajaran dari UEA yang sukses melaksanakan transformasi digital secara menyeluruh.
“Saya percaya penting bagi kita untuk bertukar pengalaman. Di UEA, digitalisasi berkembang pesat, sementara di Indonesia tantangannya lebih besar dengan 280 juta penduduk. Masih ada sekitar 50 juta orang yang belum terjangkau akses digital,” jelasnya.
Meski kesenjangan digital masih terasa, Meutya menegaskan pemerintah berkomitmen untuk menutup jurang tersebut.
“Transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Rakyat mengharapkan layanan terbaik, dan pemerintah berkewajiban menyediakannya,” tegasnya.
Dari pihak UEA, Abdulla Nasser Lootah memaparkan bahwa negaranya telah lama menjalankan inisiatif Zero Bureaucracy, sebuah program yang dirintis sejak 1990-an untuk membangun sistem e-government. Ia mencontohkan keberadaan UAE Pass yang menjadi identitas digital seluruh warga, serta UAE Wallet yang memungkinkan masyarakat menyimpan dokumen penting secara aman.
Selain kolaborasi di bidang layanan digital pemerintahan, kedua negara juga sepakat meluncurkan forum “Indonesia and UAE Government Experience Exchange Forum”. Salah satu target ambisius dari forum ini adalah mencetak 10 juta talenta coder dalam waktu tiga tahun.
“Dengan jumlah penduduk sebesar Indonesia, kami tidak bisa berhenti di satu atau lima juta talenta. Target 10 juta coder adalah langkah nyata, dan kami siap mendukungnya,” pungkas Abdulla.(*/Stephany)