MEDIAAKU.COM – Belakangan ini, intermittent fasting (IF) atau puasa berselang makin populer sebagai metode diet. Banyak orang mencoba IF dengan harapan menurunkan berat badan tanpa harus menghitung kalori setiap hari. Tapi, apakah metode ini benar-benar efektif?
Intermittent fasting bukan soal apa yang kamu makan, tapi kapan kamu makan. Pola paling umum adalah 16:8, yaitu puasa selama 16 jam dan makan dalam jendela waktu 8 jam. Misalnya, makan hanya dari jam 12 siang sampai 8 malam, lalu puasa sisanya.
Beberapa studi menunjukkan bahwa IF dapat membantu menurunkan berat badan karena secara alami mengurangi asupan kalori. Saat kamu makan lebih sedikit waktu, kemungkinan kamu juga makan lebih sedikit. IF juga bisa membantu menurunkan kadar insulin, memperbaiki metabolisme, dan membakar lemak lebih efisien.
Sebuah penelitian dari New England Journal of Medicine menyebutkan bahwa IF berkontribusi pada penurunan berat badan, pengendalian gula darah, dan bahkan memperbaiki kesehatan jantung.
Meski terlihat menjanjikan, IF tidak cocok untuk semua orang. Beberapa orang justru merasa lemas, sulit fokus, atau malah makan berlebihan saat waktu makan tiba. Selain itu, IF sebaiknya dihindari oleh orang dengan riwayat gangguan makan, ibu hamil, atau yang memiliki kondisi medis tertentu.
Intermittent fasting bisa jadi alat yang efektif untuk menurunkan berat badan, asalkan dilakukan dengan bijak dan tetap menjaga kualitas makanan. Tidak ada metode diet yang cocok untuk semua orang, jadi penting untuk mendengarkan sinyal tubuhmu dan konsultasi dengan ahli gizi jika perlu.(*/Stephany)