Sunday, October 26, 2025
HomeBeritaJelang Upacara Ngerebong di Bali, Belasan Penjor Ukuran Besar Mulai Dipasang

Jelang Upacara Ngerebong di Bali, Belasan Penjor Ukuran Besar Mulai Dipasang

Liputan Jurnalis mediaaku.com, Putu Dea Agestya Putri
Bali – mediaaku.com – Ngerebong merupakan salah satu tradisi yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Bali, khususnya masyarakat yang ada di Desa Kesiman, Denpasar, Bali
Ngerebong sendiri memiliki arti yaitu berkumpul. Dimana dalam prosesi ngerebong dipercaya para Dewa akan berkumpul. Tradisi ini biasa dilakukan di Pura Petilan yang terletak di Desa Kesiman, Denpasar.
Untuk mengawali upacara ini, masyarakat akan sembahyang di Pura Petilan, pada hari yang dinamakan Redite Pon Medangsia, Minggu 26/06/2022. Kemudian acara akan semakin ramai, karena dilanjutkan dengan adanya acara adu ayam di wantilan. Wantilan merupakan bangunan yang menyerupai bale-bale. Setelah itu masyarakat mengarak barong yang merupakan lambang kebaikan bagi masyarakat pennganut Hindu dan diarak menuju Pura Pengerebongan. Kemudian masyarakat juga keluar dari pura dan mengelilingi tempat adu ayam atau wantilan tadi sebanyak tiga kali.
Pemasangan penjor yang merupakan bagian dari tradisi sudah mulai dilakukan. Dari banyaknya penjor ada satu penjor yang dibuat menggunakan bahan-bahan hasil alam,hasil hutan ,dan hasil kebun.
Penjor ini dibuat oleh organisasi desa yaitu ST Dharma Satwika, Banjar Kebon Kuri Mangku Kesiman Denpasar.
Ketua ST Dharma Satwika, I Komang Agus Triana mengatakan ide pembuatannya berawal dari kriteria penjor tanpa sterofoam dan menggunakan bahan alami. Oleh karenanya pihaknya memilih menggunakan isi hutan, kebun, dan sawah.
 “Jika selama ini kan biasanya memakai daun lontar, dan itu memang lazimnya, maka kami pilih yang berbeda,” ungkapnya.
Berat penjor ukuran besar ini mencapai ratusan kilogram. Tinggi nya sekitar 7-8 meter dan diameter sekitar 50 centimeter. Pembuatan penjor menghabiskan waktu selama 5 hari dan menghabiskan dana sekitar 3 juta rupiah.
“Penjor ini sederhana, simpel, namun rumit sebenarnya. Rumitnya karena terkait dengan masalah beratnya, dan pemasangan ornamen dari buah-buahan ini. Karena kebanyakan bahan di alam jadi tidak terlalu banyak habisnya,”ungkapnya.
Rekayasa lalu lintas untuk mengatur jalannya upacara ini akan dilaksanakan dari pukul 09.00-19.00 Wita.
Warga atau masyarakat yang akan mengikuti upacara ini akan diatur oleh pihak desa agar tidak terjadi penumpukan. Hal ini disampaikan Bendesa Adat Kesiman, I Ketut Wisna.
“Penjor ini sederhana, simpel, namun rumit sebenarnya. Rumitnya karena terkait dengan masalah beratnya, dan pemasangan ornamen dari buah-buahan ini. Karena kebanyakan bahan di alam jadi tidak terlalu banyak habisnya,” ungkapnya.
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terpopular