Monday, October 20, 2025
HomeBeritaKasus Kematian Mendadak Belasan Babi di Karangasem: Penyebab Masih Misterius

Kasus Kematian Mendadak Belasan Babi di Karangasem: Penyebab Masih Misterius

Bali – mediaaku.com.- Kabupaten Karangasem menjadi sorotan dalam beberapa pekan terakhir akibat matinya belasan babi yang mengalami gejala serupa. Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, membenarkan kejadian ini pada Sabtu (30/9).
Siki menjelaskan bahwa kematian mendadak belasan babi ini terjadi di beberapa wilayah, termasuk Kecamatan Sidemen, Manggis, dan Karangasem. “Memang benar ada laporan dari beberapa warga yang menyatakan ternak babi mereka mati dengan gejala yang hampir serupa,” ujar Siki.
Namun, penyebab pasti kematian babi-babi tersebut belum dapat dipastikan oleh pihak berwenang. Mengingat babi-babi yang mati telah dikubur dan belum ada sampel yang dapat diambil untuk pemeriksaan lebih lanjut. Gejalanya meliputi kehilangan nafsu makan, suhu badan tinggi, kejang-kejang, dan akhirnya kematian.
Dalam rangka mengatasi situasi ini, Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem mendorong peternak babi untuk menerapkan langkah-langkah biosecurity, seperti penyemprotan cairan disinfektan secara berkala dan menjaga kebersihan kandang ternak.
Setelah menerima laporan tentang kematian babi-babi ini, petugas Keswan (Kesehatan Hewan) telah turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pihak berwenang juga telah memberikan bantuan disinfektan kepada peternak dan mengingatkan mereka untuk menjaga kebersihan kandang secara rutin. “Kebersihan kandang harus dijaga secara berkala karena kandang yang kotor dapat menjadi sumber penyakit bagi ternak,” tambah Siki.
Selain itu, peternak diharapkan segera melaporkan jika ada ternak yang mati kepada petugas Keswan setempat. Dengan demikian, sampel dari ternak yang telah mati dapat diambil untuk membantu mengidentifikasi penyebab kematian ini.
Informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa kasus kematian mendadak ternak babi terjadi di Desa Lokasari, Kecamatan Sidemen, dengan sekitar 17 ternak warga yang mengalami gejala serupa. Meskipun kematian ternak ini tidak terjadi secara bersamaan, namun terjadi secara bertahap di beberapa lokasi berbeda dalam kurun waktu 14 hari terakhir. Penyebab pasti masih menjadi misteri yang perlu dipecahkan. (Dea-Bali)
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terpopular