MEDIAAKU.COM – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menerima kunjungan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Hanoi bersama FPT Corporation, salah satu perusahaan teknologi ternama asal Vietnam, belum lama ini.
Melansir dari laman Kemendiktisaintek, Kamis (12/6/2025) Pertemuan yang berlangsung di Gedung D Kemdiktisaintek ini membahas potensi kerja sama strategis di sektor pendidikan, teknologi, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang digital.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menyambut baik peluang kolaborasi tersebut dan menegaskan pentingnya kerja sama internasional dalam mengembangkan talenta teknologi nasional.
“Kita tidak boleh tertinggal dalam melahirkan talenta unggul di bidang teknologi. Kolaborasi nyata seperti ini menjadi dorongan penting dalam mempercepat transformasi pendidikan tinggi agar mampu menjawab tantangan industri dan perkembangan zaman,” ujar Menteri Brian.
Pertemuan ini juga merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan bilateral antara Presiden RI dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam pada kunjungan kenegaraan Maret lalu. Kedua negara menyatakan komitmen mereka untuk meningkatkan hubungan menjadi kemitraan strategis komprehensif.
“Vietnam dan Indonesia memiliki posisi strategis di kawasan ASEAN. Sinergi dalam pengembangan pendidikan tinggi dan teknologi akan berperan penting dalam menciptakan SDM berkualitas yang siap menghadapi era digital,” tutur Duta Besar RI untuk Vietnam, Denny Abdi.
CEO FPT Group, Nguyen Van Khoa, menyatakan kesiapan pihaknya menjalin kemitraan dengan lembaga pendidikan Indonesia, khususnya dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran berbasis industri.
“FPT memiliki lebih dari 170.000 mahasiswa, dan lebih dari 97% lulusannya langsung terserap di dunia kerja. Kami siap membagikan sistem kami untuk diterapkan di Indonesia, termasuk di bidang semikonduktor, kecerdasan buatan, serta transformasi digital,” jelas Nguyen Van Khoa.
FPT Education pun menunjukkan ketertarikan untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Inisiatif awal direncanakan melalui jalur pendidikan nonformal, dengan kemungkinan pengembangan ke pendidikan formal di tahap berikutnya.
“Kurikulum kami dirancang berdasarkan standar industri dan didukung oleh teknologi digital yang fleksibel. Kami yakin model ini dapat diadaptasi dengan baik di Indonesia,” ujar Le Truong Tung, Chairman FPT Education.
Sementara itu, FPT Polytechnic menawarkan kerja sama dalam bentuk pertukaran pelajar, program magang industri, dan riset kolaboratif. Mereka menerapkan model pembelajaran gabungan antara kuliah daring, praktik lapangan, dan penilaian industri.
“Kami siap menjadi mitra strategis dalam reformasi pendidikan vokasi di Indonesia. Dengan pendekatan ini, lulusan bisa langsung siap kerja setelah menyelesaikan studi,” terang Vu Chi Thanh, Rektor FPT Polytechnic.
Pertemuan ini juga dihadiri oleh perwakilan Fungsi Penerangan dari FPT, Eriz Wicaksono. Delegasi FPT lainnya yang turut hadir antara lain COO & CFO FPT Software, Nguyen Khai Hoan; CEO FPT, Nguyen Hoang Tung; serta sejumlah pejabat tinggi dari FPT Group. Dari pihak Kemdiktisaintek, hadir pula Wakil Menteri Stella Christie, Dirjen Pendidikan Tinggi Khairul Munadi, serta Staf Khusus Menteri, Oki Earlivan. (*/stephany)