MEDIAAKU.COM – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengundang General Manager Badan Pengelola Kaldera Toba UNESCO Global Geopark (UGGp), Dr. Azizul Kholis, untuk memberikan asistensi teknis menyusul peringatan “yellow card” yang dikeluarkan oleh UNESCO kepada Geopark Kaldera Toba belum lama ini.
Melansir dari laman Kemenpar, Senin (19/5/2025) Dalam diskusi yang berlangsung di kantor Kemenparekraf, Dr. Azizul Kholis memaparkan secara rinci kronologi serta perkembangan terbaru terkait peringatan tersebut. Ia menjelaskan bahwa pihaknya memerlukan waktu dua bulan untuk melakukan pembenahan sesuai dengan rekomendasi UNESCO. Proses asesmen ulang oleh UNESCO dijadwalkan akan dilakukan pada 15 Juli 2025 mendatang.
Meski tengah menghadapi tantangan, Dr. Azizul menyampaikan optimisme bahwa dengan kerja sama semua pihak—dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah—status Geopark Kaldera Toba dapat dikembalikan dari “yellow card” ke “green card”. “Gubernur Sumatera Utara sudah memberi atensi yang tinggi untuk mengembalikan posisi Geopark Kaldera Toba kembali ke green card,” ujar Azizul.
Geopark Kaldera Toba mendapatkan peringatan “yellow card” dalam pertemuan UNESCO Global Geopark di Maroko pada 4-5 September 2023 lalu. Peringatan tersebut diberikan karena pengelolaan kawasan dinilai belum memenuhi sejumlah kriteria internasional yang telah ditetapkan. Selain Kaldera Toba, beberapa geopark dunia lainnya juga menerima peringatan serupa, seperti Gua Zhijindong (Tiongkok), Taman Nasional Regional Luberon (Prancis), Madonie (Italia), dan Colca y Volcanes de Andagua (Peru).
Menanggapi hal ini, Deputi Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hariyanto, menegaskan bahwa pemerintah telah mengambil langkah konkret untuk memenuhi rekomendasi dari UNESCO. “Geopark Kaldera Toba memiliki potensi luar biasa sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. Oleh karena itu, harus dikelola secara hati-hati dan memenuhi standar internasional,” ujarnya.
Kemenparekraf juga intensif berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, yang saat ini menjadi Ketua Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BPTCUGP), untuk mendukung penuh upaya-upaya pemulihan status tersebut.
Sebagai informasi, Geopark Kaldera Toba diusulkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark oleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara melalui Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba. Proses ini melibatkan Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) serta dukungan dari Kemenparekraf dalam memenuhi persyaratan yang mencakup aspek geologi, warisan budaya, serta pemberdayaan masyarakat lokal.
Dengan komitmen dan sinergi antar lembaga, diharapkan Geopark Kaldera Toba dapat segera memenuhi standar UNESCO dan kembali meraih pengakuan dunia sebagai kawasan geopark global yang unggul dan berkelanjutan. (*/stephany)