Wednesday, October 29, 2025
HomeLifestyleKetika Pertemanan Mulai Toxic: Cara Menyadari dan Menghadapinya

Ketika Pertemanan Mulai Toxic: Cara Menyadari dan Menghadapinya

MEDIAAKU.COM – Pertemanan seharusnya menjadi ruang aman untuk berbagi cerita, tumbuh bersama, dan saling mendukung. Namun, tidak semua hubungan pertemanan berjalan sehat.

Ada kalanya hubungan yang dulunya menyenangkan berubah menjadi beban emosional. Nah, di sinilah kita perlu waspada terhadap tanda-tanda toxic friendship.

Menurut laman Psychology Today, hubungan pertemanan bisa disebut toxic ketika salah satu pihak merasa terus-menerus direndahkan, dikontrol, atau dimanfaatkan tanpa adanya timbal balik yang sehat. Dalam hubungan seperti ini, energi positif justru terkuras dan rasa percaya diri perlahan menurun.

Tanda-Tanda Pertemanan yang Tidak Sehat

1.Selalu Membuat Kamu Merasa Bersalah

Teman yang toxic sering membuat kamu merasa salah atas hal kecil, bahkan ketika kamu tidak berbuat salah.

2.Tidak Pernah Menghargai Batasan

Misalnya, kamu sudah bilang tidak bisa keluar karena sibuk, tapi mereka tetap memaksa atau menuduh kamu berubah.

3.Persaingan yang Tidak Sehat

Dalam pertemanan yang sehat, teman akan ikut bahagia atas pencapaianmu. Tapi dalam hubungan toxic, keberhasilanmu justru dianggap ancaman.

4.Manipulatif dan Egois

Mereka mungkin hanya muncul saat butuh bantuan, tetapi menghilang saat kamu membutuhkan dukungan.

5.Menurunkan Rasa Percaya Diri

Teman toxic sering melontarkan candaan yang menyakitkan atau komentar yang meremehkan.

Cara Menghadapinya

1.Sadari dan Akui Kondisinya

Langkah pertama adalah mengenali bahwa hubungan itu tidak lagi sehat. Menyadari hal ini bukan berarti kamu egois, justru bentuk kasih sayang terhadap diri sendiri.

2.Tetapkan Batasan (Boundaries)

Jelaskan apa yang kamu rasakan dan batasan apa yang kamu butuhkan. Jika mereka tidak menghormatinya, itu tanda hubungan perlu dievaluasi.

3.Batasi Interaksi Secara Perlahan

Tidak semua pertemanan toxic harus diputus secara dramatis. Kadang cukup dengan mengurangi intensitas komunikasi agar kamu bisa pulih secara emosional.

4.Cari Dukungan dari Lingkungan Sehat

Bersandarlah pada teman atau keluarga yang bisa mendengarkan tanpa menghakimi. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan profesional bila situasinya sudah mengganggu kesehatan mental.

5.Belajar Memaafkan dan Melepaskan

Melepaskan teman toxic bukan berarti kamu membenci mereka, tapi kamu memilih untuk menjaga kedamaian batinmu sendiri.

Pertemanan yang sehat adalah yang saling menumbuhkan, bukan saling menjatuhkan. Jangan takut untuk menjaga jarak jika hubungan itu membuatmu kehilangan jati diri. Mengutamakan kesehatan mental bukan tanda lemah, tapi bukti kamu menghargai dirimu sendiri.(*/Stephany)

RELATED ARTICLES

Terpopular