Monday, April 28, 2025
HomeSejarah & BudayaLebih dari Sekedar Busana, Filosofi Dibalik Kimono Jepang.

Lebih dari Sekedar Busana, Filosofi Dibalik Kimono Jepang.

MEDIAAKU. COM – Kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang dikenal luas di seluruh dunia karena keanggunan dan keunikannya. Kata “kimono” berasal dari bahasa Jepang, yaitu ki (memakai) dan mono (benda), yang secara harfiah berarti “benda yang dikenakan”.

Namun lebih dari sekadar pakaian, kimono mencerminkan identitas, sejarah, dan nilai-nilai budaya yang mendalam bagi masyarakat Jepang.

Menurut Liza Dalby dalam bukunya “Kimono: Fashioning Culture” (1993), kimono berkembang sejak periode Heian (794–1185) dan mencapai puncak popularitasnya pada zaman Edo (1603–1868). Dalam kurun waktu tersebut, kimono tidak hanya berfungsi sebagai busana, tetapi juga sebagai simbol status sosial, gender, dan bahkan profesi. Misalnya, pola dan warna tertentu digunakan untuk menandakan musim, usia, atau peristiwa tertentu seperti pernikahan atau pemakaman.

Meskipun pemakaian kimono sehari-hari mulai berkurang sejak era Meiji akibat pengaruh modernisasi dan budaya Barat, kimono tetap dipertahankan dalam upacara adat seperti pernikahan, upacara teh (chanoyu), dan festival tradisional.

Kimono juga telah menjadi bagian dari diplomasi budaya Jepang. Dalam berbagai kesempatan internasional, pemakaian kimono oleh perwakilan Jepang dianggap sebagai bentuk representasi identitas nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kimono tidak hanya memiliki nilai estetis, tetapi juga fungsi simbolik sebagai jembatan antarbudaya.

Menurut Satomi Ogawa, kimono bukan sekedar pakaian, tetapi warisan budaya yang mengandung filosofi, sejarah dan nilai nilai kehidupan masyarakat jepang, setiap detail dalam kimono dari motif musim hingga cara melipat mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan penghargaan terhadap keindahan. (*/janu)

RELATED ARTICLES

Terpopular