MEDIAAKU.COM – Kaligrafi Cina, atau shūfǎ adalah seni menulis huruf Hanzi dengan indah dan penuh makna, lebih dari sekadar tulisan, kaligrafi dianggap sebagai ekspresi budaya, filosofi, dan kepribadian penulisnya.
Menurut buku Chinese Calligraphy: An Introduction to Its Aesthetic and Technique oleh Chiang Yee, seni ini telah berkembang selama ribuan tahun dan menjadi salah satu bentuk seni tertinggi di Cina.
Kaligrafi Cina dimulai pada zaman Dinasti Shang (1600–1046 SM) dengan tulang ramalan (jiaguwen). Kemudian, berlanjut ke dinasti-dinasti berikutnya, seperti gaya Kaishu (standar), Xingshu (semi-kursif), dan Caoshu (kursif). Setiap gaya mencerminkan karakteristik zaman dan nilai estetika yang berbeda.
Empat alat utama dalam kaligrafi Cina disebut Wénfáng Sìbǎo yaitu máobǐ berupa kuas yang terbuat dari bulu hewan, lentur namun kuat, mò yaitu tinta berbentuk batang yang digosok dengan air,xuānzhǐ yaitu kertas khusus yang menyerap tinta dengan baik,dan yang terakhir yàn yaitu batu tinta yang digunakan untuk mengencerkan tinta.
Teknik menulisnya memerlukan konsentrasi tinggi, kontrol napas, dan ketepatan goresan. Setiap garis harus hidup, seimbang, dan penuh energi (qì).
Kaligrafi tidak hanya tentang keindahan visual, tetapi juga tentang kedisiplinan, kesabaran, dan harmoni. Seperti tertulis dalam buku The Art of Chinese Calligraphy oleh Jean Long, seorang kaligrafer harus melatih diri bertahun-tahun untuk menguasai seni ini.
Kaligrafi Cina adalah warisan budaya yang memadukan seni, sejarah, dan nilai-nilai kehidupan. Melalui setiap goresannya, kita belajar menghargai ketelitian, kesabaran, dan keharmonisan. (*/janu)