Wednesday, October 22, 2025
HomeBeritaMEC : Video Walikota Andrei Angouw Tidak Bermaksud Menyinggung Masyarakat Talaud

MEC : Video Walikota Andrei Angouw Tidak Bermaksud Menyinggung Masyarakat Talaud

Manado – mediaaku.com – Ketua Manado Editors Club (MEC) Harris  Vandersloot menilai pernyataan Walikota Manado Andrei Angouw dalam video berdurasi pendek yang dimuat di fanpage facebook pribadi Andrei Angouw, itu tidak bermaksud menyinggung masyarakat Talaud. Sebab yang dibilang Andrei Angouw terfokus bahwa badut-badut itu berasal dari luar daerah dan bukan dari Talaud. 

Penilaian Ketua MEC (organisasi yang terdiri dari beberapa orang pemimpin redaksi dan jurnalis senior) ini dilakukan setelah adanya pemberitaan beberapa media lokal soal laporan beberapa warga Talaud ke pihak kepolisian menyangkut isi video tersebut.

“Yang dibilang Andrei Angouw itu terfokus bahwa badut-badut itu berasal dari luar daerah dan bukan dari Talaud,” kata Harris.

“Nah luar daerah itu kan banyak, apakah dari pulau Jawa, Sumatera, atau dari Kalimantan, tetapi Walikota Andrei Angouw tidak menyebut badut-badut itu berasal dari Kabupaten Talaud,” jelas Harris, yang memimpin MEC sejak 2020 ini.

Ini yang harus diluruskan dulu, “Bahwa Walikota Andrei tidak menyebut berasal dari Talaud,” ujar Harris, Mantan Pemred Pacific TV ini.

Sedangkan menyangkut kalimat : “Dorang nyanda babadut di Talaud, nyanda mo dapa doi dorang,” Kalimat tersebut dugaan saya hanya kebetulan dan berkelakar, “atau istilah orang Manado cuma bakusedu kwa itu, sehingga secara spontan menyebut : “Nyanda Babadut di Talaud nyanda mo dapa doi dorang”. “Kalimat ini menurut dugaan saya tidak mengandung hinaan bagi masyarakat Talaud,” tuturnya.

Sebagai warga kota Manado, Harris menyarankan Walikota Manado Andrei Angouw untuk tetap fokus pada pekerjaan sebagai walikota. “Apalagi Pak Wali Andrei Angouw saat ini sedang giat-giatnya membangun merubah wajah kota Manado menjadi lebih baik dan nyaman,” tegasnya.

“Sebagai warga kota Manado kami mengajak masyarakat Kota Manado lainnya untuk mendukung dan memberi suport terhadap torang pe walikota, karena ini mungkin hanya mis-komunikasi, yang sebenarnya tak perlu diperpanjang atau dilaporkan. Dan ini dapat merugikan kita masyarakat kota Manado, jika pekerjaan walikota terganggu,” lanjutnya.

Menurut Harris, sebetulnya masalah ini cukup hanya diselesaikan oleh para petinggi, antara Bupati Kabupaten Talaud dan Walikota Manado. Jika sudah ada pertemuan dan klarifikasi pasti tak ada masalah.

Apalagi Andrei Angouw sudah melakukan pertemuan dengan para petinggi dqn pengurus Musyawarah Masyarakat Talaud (MUKAT) dan sudah diklarifikasi. Dan MUKAT sendiri telah memutuskan dan menyerukan bahwa setelah adanya pertemuan dan klarifikasi ini diharapkan tak ada lagi penggiringan opini untuk membahas masalah tayangan video Walikota Manado itu.

Sekilas keberadaan Manado Editors Club atau MEC ini hadir mengangkat isu-isu aktual di Sulawesi Utara. Beberapa Pemimpin Redaksi dan Jurnalis Senior pada saat MEC berdiri selain Harris Vandersloot, ada nama Decky Geru, Veldy Umbas, Hanny Sumakul, Aji Vramono, dan Raimond Pasla.

Beberapa topik diskusi sudah dilakukan MEC yang ditayangkan live di fanpage SulutHebat TV di facebook dan YouTube. Mereka yang pernah memberi suport dan hadir pada acara-acara diskusi Manado Editors Club seperti Anggota DPRD Sulut Melky Pangemanan, Akademisi Steven Voges, Rivo Sumampouw, Steven Pailah, Pengamat Politik Taufik Tumbelaka, Advokad Senior Yohannes Budiman, Sofyan Yosadi, Eka Tindangen, Aktivis Lingkungan Alfred Pontolondo, Ekonom Gerdy Worang, Budayawan Reiner Ointoe, Sutradara/Pemeran Film Ray Sahetapy, Akademisi UI Prof Tommy Awuy, Eric Dajoh, Pelaku Pariwisata Merry Karouwan, Ketua Harian KONI Brigjen Theo Kawatu, Sekretaris KONI Tonny Kulit, mantan Atlet Grace Wakary, Mantan Wakil Ketua KIP Raymond Paslah, dan dr Steven Dandel. (Jos/*)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terpopular