MEDIAAKU.COM – Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat, memiliki sejarah panjang yang menarik dan sarat makna.
Menurut Haryoto Kunto dalam bukunya “Wajah Bandoeng Tempo Doeloe”,mengatakan bahwa nama “Bandung” berasal dari kata bendung atau bandeng, yang mengacu pada terbentuknya danau purba akibat letusan Gunung Tangkuban Perahu. Air dari letusan tersebut tertahan oleh lava yang membendung Sungai Citarum, menciptakan cekungan besar yang menjadi cikal bakal wilayah Bandung.
Perkembangan Bandung sebagai kota dimulai pada abad ke-19, saat pemerintah Hindia Belanda membangun infrastruktur penting seperti Jalan Raya Pos (Groote Postweg) pada tahun 1810 atas perintah Gubernur Jenderal Daendels.
Jalan ini melintasi Bandung dan menjadikannya lokasi strategis. Sejak itu, Bandung berkembang pesat. Pada tahun 1906, Bandung resmi menjadi gemeente atau kota madya, dan mulai dikenal sebagai “Paris van Java” karena keindahan arsitektur dan udaranya yang sejuk.
Masa kolonial menjadikan Bandung sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan industri. Banyak gedung peninggalan Belanda masih berdiri hingga kini, seperti Gedung Sate dan Gedung Merdeka yang menjadi tempat bersejarah bagi Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, yang mempertemukan pemimpin-pemimpin dunia dari negara-negara Asia dan Afrika untuk menolak kolonialisme.
Pasca-kemerdekaan, Bandung terus tumbuh menjadi kota pendidikan, teknologi, dan kebudayaan. Universitas terkemuka seperti ITB (Institut Teknologi Bandung) lahir di sini, menjadikan Bandung sebagai kota dengan identitas intelektual yang kuat.
Sejarah Bandung mengajarkan bahwa dari sebuah daerah vulkanik yang sunyi, kota ini bisa tumbuh menjadi simbol perlawanan, kemajuan, dan kebanggaan nasional. Perkembangan Bandung bukanlah hasil instan, melainkan buah dari kerja keras banyak generasi yang mencintai kotanya.(*/janu)