MEDIAAKU.COM – Baju zirah adalah salah satu penemuan penting dalam sejarah militer. Menurut “Arms and Armor of the Medieval Knight” karya David Edge dan John Miles Paddock (1988), zirah berkembang seiring kebutuhan prajurit untuk melindungi diri di medan perang.
Awalnya berupa kulit hewan yang dikerasĀkan, lalu beralih menjadi rantai besi yang disebut chainmail, hingga akhirnya menjadi pelat logam yang menutupi hampir seluruh tubuh.
Fungsi utamanya tentu untuk melindungi dari senjata tajam dan serangan langsung. Namun, lebih dari sekadar perlengkapan perang, baju zirah juga mencerminkan status sosial, teknologi, bahkan seni pada zamannya.
Meski terlihat kokoh, zirah bukan tanpa kelemahan. Beratnya membatasi gerakan, dan perawatan logam memerlukan biaya besar. Selain itu, perkembangan senjata api pada abad ke-16 membuat perlindungan ini semakin kurang efektif.
Sejarah mencatat, baju zirah akhirnya ditinggalkan dalam peperangan, digantikan oleh strategi militer baru dan teknologi persenjataan yang lebih canggih. Namun jejaknya tidak hilang. Hingga kini, zirah menjadi koleksi museum, simbol kejayaan masa lalu, bahkan inspirasi dalam karya fiksi modern.
Baju zirah adalah warisan sejarah yang mengajarkan pentingnya keseimbangan antara kekuatan luar dan keteguhan dalam diri. Dengan memahami sejarah zirah, kita bisa belajar bahwa ketangguhan sejati bukan sekadar soal tubuh yang terlindungi, melainkan jiwa yang berani, jujur, dan tegas menghadapi tantangan zaman.(*/janu)

