MEDIAAKU.COM – Patung Guan Yu adalah karya monumental untuk memperingati seorang jenderal legendaris dari akhir Dinasti Han Timur yang menjadi lambang kekuatan dari nilai-kesetiaan dan keberanian.
Dalam buku “Guan Yu: The Religious Afterlife of a Failed Hero (2017)” oleh Barend J. ter Haar, dijelaskan bagaimana Guan Yu bukan hanya tokoh sejarah, melainkan juga dewa pelindung dalam berbagai tradisi agama di Tiongkok dan Asia Timur.
Secara singkat, Guan Yu hidup sekitar tahun 160-220 M dan bertugas sebagai jenderal di bawah komandan besar Liu Bei pada masa Tiga Kerajaan. Setelah wafat, ia mulai dihormati sebagai figur suci.
Ter Haar menekankan bahwa kultus Guan Yu berkembang dari akar budaya lisan dan ritual rakyat bukan semata karena prestasi militernya melainkan karena ia dianggap mampu memberikan perlindungan, membawa hujan, dan menjaga moral masyarakat.
Patung yang terkenal berdiri di kota Jingzhou, provinsi Hubei, Tiongkok. Proyek ini dimulai pada tahun 2013, dirancang oleh seniman terkenal Han Meilin, dan selesai pada 17 Juni 2016. Patung ini memiliki ketinggian sekitar 58 meter dan berat sekitar 1197 ton, terdiri dari ribuan lempengan perunggu di atas rangka baja.
Namun kemudian patung ini dibongkar pada tahun 2021–2022 karena dipandang “terlalu mencolok” dan melanggar regulasi tinggi bangunan setempat.
Dari sudut pandang sejarah seni dan budaya, patung Guan Yu ini bukan hanya karya monumental, tetapi juga ekspresi fisik dari nilai-nilai yang ditujukan untuk diwariskan seperti kesetiaan kepada komandan dan kawan, keberanian menghadapi cobaan, dan integritas moral.
Patung Guan Yu mengajak kita untuk menjadikan nilai-nilai itu hidup dalam tindakan kita, bukan hanya sebagai kisah masa lalu, tetapi sebagai inspirasi nyata bagi kehidupan masa kini.(*/janu)

