Sunday, August 24, 2025
HomeSejarah & BudayaMengapa Tradisi Palang Pintu Jadi Bagian Penting Pernikahan Betawi?

Mengapa Tradisi Palang Pintu Jadi Bagian Penting Pernikahan Betawi?

MEDIAAKU.COM – Tradisi Palang Pintu merupakan bagian penting dari prosesi pernikahan masyarakat Betawi yang sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Secara bahasa, “palang” berarti penghalang dan “pintu” adalah akses masuk. Jadi, secara harfiah Palang Pintu melambangkan ujian yang harus dilalui oleh calon pengantin pria sebelum diterima oleh keluarga pengantin perempuan.

Menurut buku Batavia 1740 Menyisir Jejak Betawi (2010) karya Windoro Adi, tradisi ini telah berkembang sejak era 1980-an dari wilayah Betawi Tengah dan Betawi Kota.

Di wilayah pinggiran Jakarta, tradisi serupa lebih dikenal dengan sebutan “Rebut Dandang”. Sementara menurut sumber lain, awal tradisi ini dikaitkan dengan kisah tokoh legendaris Betawi, Si Pitung, yang harus melewati tantangan dari jawara keluarga perempuan sebelum menikahi Aisyah.

Secara tradisi, saat rombongan mempelai pria tiba di rumah mempelai wanita, mereka akan menghadapi jawara dari pihak perempuan. Awal prosesnya berupa dialog yang dilanjutkan dengan adu pantun yang penuh canda dan semakin memanas. Pertarungan silat pun terjadi, di mana jawara pria biasanya memenangkan pertarungan untuk membuka jalan.

Setelah itu, calon suami harus menunjukkan kebolehannya membaca Al-Qur’an atau melantunkan shalawat sebagai tanda kesiapan spiritual. Jika semua tantangan berhasil dilalui, baru rombongan pria dipersilakan masuk ke dalam rumah.Makna tradisi ini sangat mendalam. Bagi keluarga perempuan, Palang Pintu menyimbolkan perlindungan orang tua terhadap anak perempuan mereka.

Bagi pengantin pria, itu menjadi bukti kesungguhan, keteguhan, dan kesiapan menghadapi tanggung jawab dalam rumah tangga. Adu silat melambangkan kemampuan melindungi keluarga, adu pantun menunjukkan kemampuan membuat suasana hangat dan bersahabat, sementara bacaan Al-Qur’an mencerminkan kemampuan menjadi imam dan pemimpin yang berlandaskan iman.

Wajah kemegahan tradisi Palang Pintu juga terlihat dari kebiasaan rombongan membawa kue, kembang kelapa, ondel-ondel, penabuh rebana, roti buaya, dan petasan, yang masing-masing melambangkan nilai-nilai seperti kesetiaan, penolak bala, kebermanfaatan, serta kegembiraan kolektif dalam budaya Betawi.

Tradisi Palang Pintu mengajarkan bahwa membangun rumah tangga membutuhkan keteguhan hati, kedewasaan spiritual, serta komitmen terhadap perlindungan dan kebersamaan.(*/janu)

RELATED ARTICLES

Terpopular