MEDIAAKU.COM – Dilansir dari Dinas kebudayaan kota yogyakarta,Tedhak Siten berasal dari kata Tedhak berarti turun (menapakkan kaki) dan Siten atau Siti yang artinya tanah, sehingga Tedhak Siten merupakan tradisi menginjakkan atau menapakkan kaki ke tanah bagi seorang anak.
Pendapat lain dikemukakan oleh Murniatmo, yang menjelaskan bahwa Tedhak Siten merupakan upacara pada saat anak turun tanah untuk pertama kali, atau disebut juga mudhun lemah atau unduhan, masyarakat beranggapan bahwa tanah mempunyai kekuatan gaib. Upacara Tedhak Siten berlangsung saat anak berusia 7 lapan kalendar jawa atau 8 bulan kalender masehi.
Pada prosesi Tedhak Sinten, biasanya terdapat beberapa ritual khas yang dilakukan oleh keluarga Jawa. Salah satunya adalah memberi anak pilihan berbagai benda yang diletakkan di atas tanah, seperti uang, buku, emas, dan alat tulis.
Anak diharapkan memilih benda yang dianggapnya paling menarik dan setiap benda yang dipilih memiliki makna tertentu. Misalnya, jika anak memilih uang, itu dianggap sebagai simbol kelimpahan rezeki.
Sedangkan jika memilih buku melambangkan harapan agar anak menjadi pribadi yang cerdas dan bijaksana. Pemilihan benda-benda ini juga mengandung harapan agar anak tumbuh dengan kemampuan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan segala nilai yang terkandung di dalamnya, Tedhak Sinten tetap relevan sebagai simbol harapan dan doa bagi setiap anak yang akan memulai perjalanan hidupnya. (*/janu)
