MEDIAAKU.COM – Industri minyak sawit kembali menegaskan perannya sebagai salah satu kekuatan utama perekonomian Indonesia. Pada September 2025, sektor ini berkontribusi signifikan terhadap surplus neraca perdagangan yang mencapai USD 4,34 miliar.
Melansir dari laman Ekon.go, Jumat (14/11/2025) Data dari Januari hingga September 2025 menunjukkan bahwa ekspor minyak sawit nasional menembus 28,66 juta ton, atau naik lebih dari 11% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Stabilnya harga CPO dan tandan buah segar di kisaran Rp3.000 per kilogram turut memberikan dampak positif bagi perusahaan dan jutaan petani yang menggantungkan hidup pada komoditas ini.
Dalam sambutan virtual di ajang The 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2025 and 2026 Price Outlook di Bali, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa minyak sawit tidak hanya penting sebagai komoditas ekspor, tetapi juga sebagai sumber energi, inovasi, dan kekuatan nasional. Ia menekankan perlunya memperluas hilirisasi agar Indonesia tidak berhenti pada ekspor bahan mentah semata.
Salah satu langkah besar pemerintah adalah mengoptimalkan minyak sawit untuk energi terbarukan. Program biodiesel mandatori yang kini menjadi salah satu yang terbesar di dunia telah berjalan melalui penerapan B40 pada 2024. Program tersebut mampu menekan impor bahan bakar fosil hingga 15,6 juta kiloliter serta menurunkan emisi gas rumah kaca lebih dari 41 juta ton COâ‚‚.
Pemerintah kini bersiap memasuki tahap baru dengan pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan dasar kelapa sawit. Menko Airlangga mencontohkan kolaborasi antara PT Pindad dan BPDP sebagai langkah konkret membangun fasilitas produksi yang memanfaatkan sumber daya lokal, termasuk material berbasis sawit untuk industri pertahanan.
Agar industri sawit Indonesia semakin kompetitif di pasar global, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2025 untuk memperkuat sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Aturan ini memastikan bahwa produk sawit Indonesia memenuhi standar lingkungan dan praktik berkelanjutan yang diakui internasional.
Selain itu, pemerintah tengah menyiapkan Sistem Informasi ISPO, platform yang mengintegrasikan data perkebunan, sertifikasi, dan perdagangan. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan transparansi dan memungkinkan masyarakat maupun pasar global melacak produk sawit secara real-time.
Menutup sambutannya, Airlangga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan konferensi tersebut. Ia berharap IPOC 2025 dapat melahirkan kolaborasi dan gagasan baru untuk memperkuat industri sawit menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Konferensi tersebut turut dihadiri berbagai tokoh penting, termasuk Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, Wamenlu Arif Havas Oegroseno, pejabat Kemenko Perekonomian, perwakilan Kementerian Pertanian, Ketua GAPKI Eddy Martono, serta Ketua Panitia IPOC 2025 Mona Surya.(*/Stephany)

