MEDIAAKU.COM – Sering kita mendengar cerita dari generasi terdahulu bahwa bentuk perut ibu hamil bisa menunjukkan jenis kelamin bayi,perut yang lancip atau menonjol ke depan dipercaya pertanda bayi laki-laki, sementara perut bulat melebar dianggap tanda bayi perempuan. Cerita semacam ini turun-temurun di masyarakat sebagai mitos yang mewarnai percakapan di ibu-ibu hamil.
Namun, ketika kita melihat kajian medis dan pendapat para ahli, klaim itu tidak punya dasar ilmiah. Menurut kutipan dari Halodoc dan Alodokter, hingga kini belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa bentuk perut saat hamil berkaitan dengan jenis kelamin janin.
Faktor yang sebenarnya memengaruhi “bentuk” perut adalah struktur tubuh ibu, kuat lemahnya otot perut, posisi janin di rahim, dan usia kehamilan.
Dokter kandungan berpengalaman seperti Sherry A. Ross bahkan menyatakan bahwa selama lebih dari dua puluh tahun praktiknya, ia tidak pernah menemukan hubungan antara bentuk perut dan jenis kelamin bayi.
Bentuk perut tinggi atau rendah, lonjong atau bulat, sebenarnya hanyalah interpretasi subjektif yang bisa berbeda tergantung sudut pandang orang yang melihat.
Beberapa sumber internasional menyebut bahwa kaum wanita dan peneliti kadang pun tidak sepakat bagaimana cara mendeskripsikan “tinggi” atau “rendah” dalam bentuk perut, sehingga klaim tersebut menjadi kabur dan sulit diukur.
Maka, cara yang benar dan paling dapat dipercaya untuk mengetahui jenis kelamin janin adalah melalui prosedur medis: USG yang dilakukan pada trimester kedua, atau tes genetik seperti NIPT (Non-Invasive Prenatal Testing), amniosentesis, atau pemeriksaan villi korionik. Dengan metode tersebut akurasi lebih tinggi dan didukung oleh ilmu kedokteran modern.
Mitos boleh menjadi bagian budaya yang menarik, tapi kita tak boleh membiarkannya menjadi patokan mutlak ketika terdapat metode ilmiah yang lebih terpercaya.
Jangan malu bertanya pada tenaga medis, karena keilmuan dan bukti adalah pondasi kepercayaan yang kokoh. Dan akhirnya, yang terpenting bukan “laki atau perempuan” tapi bahwa bayi itu tumbuh sehat dan bahagia bagi keluarga yang menjaganya.(*/janu)

