MEDIAAKU.COM – Orang tua protektif adalah mereka yang sangat menjaga, mengawasi, dan mengatur setiap aspek kehidupan anak dengan tujuan melindungi dari bahaya atau kegagalan.
Dalam batas tertentu, sikap ini lahir dari rasa cinta dan tanggung jawab. Namun, ketika berlebihan, justru bisa menghambat perkembangan mental dan sosial anak, padahal seorang anak butuh ruang untuk tumbuh dan belajar dari kesalahan.
Anak yang terlalu dijaga secara berlebihan kemungkinan besar akan mengalami kesulitan membangun kemandirian, rasa percaya diri, bahkan kemampuan mengambil keputusan.
Menurut buku “How to Raise an Adult” karya Julie Lythcott-Haims, membiarkan anak mencoba, gagal, dan bangkit kembali adalkah bagian penting dari proses pendewasaan.
Jika semua kesulitan disingkirkan oleh orang tua, anak akan kesulitan membentuk daya tahan (resiliensi) dan keterampilan hidup. Selain itu, hubungan antara orang tua dan anak juga bisa terganggu.
Anak bisa merasa terkekang, tidak dipercaya, dan sulit terbuka, hal inilah yang dapat memicu konflik dan menjauhkan anak dari orang tua justru ketika komunikasi sangat dibutuhkan.
Dalam hal ini bukan berarti orang tua tidak boleh menjaga atau melindungi. Tapi perlu diingat bahwa peran orang tua bukan hanya menghindarkan anak dari kesalahan, tetapi juga membimbing dan mendampingi saat anak menghadapi tantangan.
Dengan kasih sayang yang proporsional, anak tak hanya merasa aman, tetapi juga dipercaya dan dihargai. Dari situ dimulai hubungan yang sehat dan kuat antara orang tua dan anak mulai tumbuh. (*/janu)