MEDIAAKU.COM – Pagerwesi adalah salah satu hari raya penting dalam tradisi Hindu di Bali. Upacara ini diperingati setiap enam bulan sekali berdasarkan perhitungan kalender Bali, tepatnya pada hari Rabu Kliwon Wuku Sinta.
Kata pagerwesi berasal dari dua kata, yaitu pager yang berarti pagar dan wesi yang berarti besi. Secara harfiah, Pagerwesi dimaknai sebagai “pagar besi”, simbol perlindungan diri yang kuat dan kokoh dari pengaruh buruk yang bisa melemahkan keyakinan.
Menurut I Gusti Agung Gde Putra dalam bukunya “Hari Raya Umat Hindu di Bali (2007)” , Pagerwesi memiliki akar sejarah dari ajaran Hindu kuno di India yang menekankan pentingnya keteguhan iman menghadapi kegelapan batin.
Dalam kepercayaan Hindu, manusia hidup di antara dua kekuatan, yaitu dharma (kebenaran) dan adharma (keburukan). Pagerwesi hadir sebagai pengingat agar manusia memperkuat “pagar” batinnya dengan kebajikan, pengetahuan, dan keimanan sehingga tidak mudah goyah oleh adharma.
Dalam pelaksanaannya, upacara ini identik dengan persembahan di pura dan rumah tangga. Umat Hindu menghaturkan banten atau sesajen sebagai wujud syukur sekaligus permohonan agar pikiran dan hati mereka tetap bersih. Selain itu, Hari raya ini sering dihubungkan dengan peringatan atas jasa para guru spiritual atau sang guru swadyaya, yang dianggap sebagai cahaya penuntun dalam kehidupan.
Oleh karena itu, Pagerwesi juga menjadi hari untuk mengenang pentingnya ilmu pengetahuan serta peran guru dalam membimbing umat menuju kebijaksanaan.Melalui kesederhanaan upacara ini, tersimpan ajaran mendalam bahwa perlindungan terbaik bukan berasal dari kekuatan luar, melainkan dari kebersihan hati dan keteguhan iman.
Itulah warisan leluhur yang masih hidup hingga kini, mengajarkan bahwa kebenaran adalah pagar terkuat bagi umat manusia.(*/janu)