Foto: Freepik
MEDIAAKU.COM – Sudah bukan hal baru bahwa materi dan jabatan menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan seseorang. Maka dari itu kebanyakan orang akan berlomba-lomba dan berusaha untuk mendapatkan pengakuan agar dirinya bisa diterima oleh orang lain ataupun lingkungan pertemanannya.
Belum lama ini ada sebuah unggahan di media sosial finplanid tentang perbandingan pendapatan dan gaya hidup seseorang di beberapa negara. Dari total 10 negara, Swiss menempati urutan pertama yang pendapatannya paling tinggi yaitu Rp.92juta per bulan, dengan gaya hidup Rp.36,5juta per bulan. Sementara Indonesia berada di posisi sembilan yaitu pendapatan Rp.5,1juta per bulan disertai gaya hidup Rp.7juta per bulannya. Dengan demikian gaya hidup orang Indonesia jauh melebihi pendapatan yang diperolehnya. Inilah yang kemudian menyebabkan muncul fenomena “Gaya Elit Ekonomi Sulit.”
Menurut Drs.Jussac Kantjana, M.th yang mengunggah postingan pada media sosialnya beberapa waktu lalu untuk menyingkapi fenomena tersebut, bahwa penyebab utamanya adalah pola pikir, yaitu dimana anak-anak muda cenderung haus akan penerimaan dari komunitas mereka.
“Jadi pada saat insecure dan butuh penerimaan mereka akan menutupinya dengan beli barang-barang baru, hp ganti ganti, kendaraan juga ganti ganti,” ungkap Jussac
Lanjut menurut Jussac ada baiknya untuk lebih mengembangkan kualitas diri atau life skill di dalam pekerjaan maupun pendidikan daripada memaksakan diri hanya demi mendapatkan validasi dari seseorang yang sifatnya hanya sementara. Dengan memupuk skill yang ada sehingga apa yang dilakukan saat ini bisa bermanfaat bagi orang lain dimasa mendatang.(*/Stephany)
