Liputan Jurmalis mediaaku.com, Putu Dea Agestya Putri
Klungkung, Bali – mediaaku.com – Curah hujan yang tinggi di Bali membuat para petani garam di Kecamatan Dawan, Klungkung tidak dapat memproduksi garam selama tiga hari terakhir.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu petani garam bernama Suati. Ia juga mengungkapkan bahwa produksi garam tergantung dengan terik matahari. Sehingga ketika curah hujan tinggi seperti beberapa minggu terakhir ini, dia tidak dapat memproduksi garam. “Stok garam menjadi terbatas,” ungkapnya. (19/7)
Akibatnya pasokan garam ke pasaran terbatas sementara permintaan masih terus berdatangan. Hal tersebut membuat harga garam tradisional meningkat, yang mulanya Rp15 ribu per ember atau setara 1,5 kilogram menjadi Rp20 ribu per 1,5 kilogram. “Kalau garam palungan beda lagi. Itu bisa Rp40 ribu per 1,5 kilogram. Biasanya wisatawan Jepang yang mencari garam palungan karena rasanya lebih enak,” bebernya.
Untungnya hujan tidak lagi turun sejak tiga hari terakhir sehingga dia bisa kembali memproduksi garam. Hanya saja panas matahari kurang terik sehingga dia butuh waktu dua hari untuk memproduksi 15-20 kilogram garam dari biasanya hanya butuh waktu sehari.

