MEDIAAKU.COM – Fenomena “Pop Girl Summer” menjadi sorotan utama di musim panas 2025, ketika gelombang artis perempuan seperti Charli XCX, Olivia Rodrigo, Sabrina Carpenter, dan Billie Eilish mendominasi panggung-panggung festival musik terbesar dunia. Mereka tidak hanya menyajikan musik yang catchy dan emosional, tetapi juga merepresentasikan generasi baru yang mengedepankan otentisitas, kontrol kreatif, dan ekspresi diri yang kuat.
Glastonbury dan Reading & Leeds Festival menjadi ajang pembuktian bagaimana suara perempuan dalam industri pop kini lebih dari sekadar tren dan ini adalah transformasi budaya.
Dalam laporan The Times UK (2025) “Pop Girl Summer”, tren ini disebut sebagai bentuk kebangkitan pop yang lebih berani dan personal, di mana para artis perempuan tidak lagi bergantung pada formula lama industri, melainkan menciptakan narasi mereka sendiri melalui musik dan performa panggung yang imersif.
Keberhasilan “Pop Girl Summer” juga dipengaruhi oleh ekosistem digital yang mendukung artis untuk menjangkau audiens global dengan cepat dan intim. TikTok dan Spotify menjadi dua platform kunci dalam mempopulerkan lagu-lagu seperti “Espresso” dari Sabrina Carpenter atau “Brat” dari Charli XCX yang viral dalam hitungan hari.
Menurut analisis dari Laman Rolling Stone (2025)”Music Feature”, kekuatan komunitas penggemar perempuan di media sosial turut memperkuat gerakan ini, menjadikan musik pop bukan hanya hiburan, tetapi alat pemberdayaan dan identitas budaya baru bagi generasi muda.
Fenomena ini menandai pergeseran signifikan dalam industri musik global di mana pop perempuan bukan hanya hadir, tapi menguasai. (*/terry)
