Sunday, November 9, 2025
HomeTips dan TrikRahasia Cairan Ajaib: Bagaimana Proses Fermentasi Mengubah Limbah Jadi Pupuk Bernutrisi?

Rahasia Cairan Ajaib: Bagaimana Proses Fermentasi Mengubah Limbah Jadi Pupuk Bernutrisi?

MEDIAAKU.COM – Pupuk organik cair atau yang sering disebut POC merupakan larutan hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti sisa sayur, sisa buah, makanan rumah tangga, air cucian beras dan sejenisnya.

Menurut buku “Pupuk Organik Dibuatnya Mudah, Hasil Tanam Melimpah” oleh Ladiyani Retno Widowati dkk., pupuk organik cair dibuat agar tanaman memperoleh unsur hara secara alami tanpa terlalu bergantung pupuk kimia.

Proses pembuatannya sederhana:

1.Kumpulkan sisa makanan yang masih segar

misalnya kulit sayur/ buah, nasi leftover, air cucian beras,

2.Tambahkan aktivator seperti mikro­organisme, gula merah atau molase sebagai “makanan” mikroba

Campurkan dengan air bersih dalam wadah tertutup dan biarkan selama beberapa hari sampai terjadi fermentasi ringan (gejolak gas atau busa halus).Proses fermentasi selama 10-14 hari adalah ideal.

Setelah larutan fermentasi siap, saring bagian padatnya dan cairan yang dihasilkan dapat diencerkan (misalnya 1 bagian POC : 10 bagian air) lalu diaplikasikan ke tanaman melalui siraman atau penyemprotan lembut ke daun atau media tanam.

Larutan ini membantu tanaman menyerap unsur hara makro dan mikro secara lebih merata karena bentuknya cair dan dapat diserap cepat oleh akar maupun daun.

Menggunakan sisa makanan sebagai bahan baku POC memiliki dua manfaat utama :

Pertama, meningkatkan kesuburan tanah secara alami ,mikroorganisme dan bahan organik memperbaiki struktur tanah, aerasi, dan daya serap air sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih sehat.

Kedua, tindakan ini membantu mengurangi limbah rumah tangga yang jika dibuang begitu saja bisa menimbulkan pencemaran atau pemborosan sumber daya.

Menurut ahli mikrobiologi pertanian, ketika bahan organik membusuk secara terkendali dengan keberadaan mikro­organisme aktif, maka unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) serta mikro­nutrien menjadi lebih mudah tersedia bagi akar tanaman.

Untuk penerapan sehari-hari, gunakan sisa makanan rumah tangga secara teratur agar bahan baku tersedia. Jangan mencampur bahan yang mengandung minyak goreng bekas atau sabun karena bisa menghambat mikroorganisme fermentasi.

Simpan wadah di tempat teduh dan tutup rapat untuk menghindari lalat atau bau menyengat. Setelah cairan siap, aplikasikan secara rutin agar tanah tetap hidup dan tanaman tetap mendapatkan suplai nutrisi organik.

 Proses pembuatan POC dari sisa makanan mengajarkan kita bahwa apa yang dianggap “sampah” bisa menjadi “berkah” bila kita punya sikap tanggung-jawab terhadap lingkungan dan kreatif dalam mengelolanya.

Dengan memanfaatkan limbah menjadi pupuk, kita tidak hanya menjaga kesehatan tanaman dan tanah, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang.(*/janu)

RELATED ARTICLES

Terpopular