MEDIAAKU.COM – Sambal adalah salah satu warisan kuliner Nusantara yang tidak pernah lekang oleh waktu. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki sambal khasnya sendiri, mulai dari sambal terasi di Jawa, sambal matah di Bali, hingga dabu-dabu di Manado.
Sambal bukan sekadar pelengkap makanan, melainkan juga cermin budaya makan masyarakat Indonesia yang akrab dengan rasa pedas dan kaya bumbu.Sejarah sambal tidak bisa dilepaskan dari masuknya cabai ke Indonesia.
Cabai berasal dari benua Amerika, tepatnya dari wilayah Meksiko dan Peru, yang kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia setelah penjelajahan bangsa Spanyol pada abad ke-16.
Dalam “Food Culture in Southeast Asia” karya Penny Van Esterik (2008), disebutkan bahwa cabai cepat diterima masyarakat Asia Tenggara karena cocok dengan selera lokal yang menyukai rasa kuat dan menyengat.
Di Nusantara, cabai kemudian dipadukan dengan bahan-bahan lokal seperti terasi, bawang, tomat, atau jeruk limau sehingga lahirlah beragam jenis sambal yang kita kenal sekarang.
Kini, sambal bukan hanya menjadi kebanggaan kuliner dalam negeri, tetapi juga telah dikenal di berbagai negara. Rasa pedasnya dianggap unik dan menggugah selera, bahkan menjadi daya tarik wisata kuliner Indonesia.
Dengan demikian, sambal bukan hanya bumbu, melainkan juga duta budaya yang memperkenalkan kehangatan Nusantara kepada dunia.Dari perjalanan panjang sambal, kita belajar bahwa tradisi sederhana dapat terus hidup dan mendunia.
Selama kita merawatnya, sambal akan tetap menjadi rasa yang menyatukan, dari dapur-dapur kecil hingga meja makan besar, dari masa lalu hingga masa depan.(*/janu)