MEDIAAKU.COM – Pemerintah terus menggenjot penanganan dampak banjir dan tanah longsor yang melanda Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Memasuki satu bulan setelah bencana, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan perkembangan terbaru pemulihan saat meninjau langsung Pusat Informasi dan Media Center Komdigi Aceh belum lama ini.
Melansir dari laman KemenkoPMK, Minggu (28/12/2025) Dalam keterangannya, Pratikno menegaskan bahwa upaya pemulihan dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Fokus pemerintah mencakup pembangunan hunian bagi warga terdampak, pemulihan akses transportasi, layanan kesehatan dasar, distribusi logistik, pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik, hingga kesiapan sektor pendidikan.
Ia memastikan kehadiran pemerintah di lapangan tidak berhenti, termasuk menjelang pergantian tahun. Seluruh unsur terkait tetap bekerja tanpa jeda demi memastikan penanganan darurat dan pemulihan berjalan sesuai kebutuhan masyarakat.
Dari total 52 kabupaten/kota yang terdampak di tiga provinsi tersebut, sebanyak 12 wilayah telah memasuki tahap transisi menuju pemulihan. Sementara itu, di Aceh masih terdapat 11 kabupaten yang memperpanjang status tanggap darurat agar pemenuhan kebutuhan warga dapat dilakukan secara optimal.
Pada sektor hunian, percepatan pembangunan hunian sementara (huntara) terus dilakukan bersamaan dengan persiapan hunian tetap (huntap). Di Sumatra Barat, pembangunan huntara berlangsung di enam kabupaten/kota, di Sumatra Utara di tiga wilayah, dan di Aceh telah dimulai di satu kabupaten serta terus diperluas ke daerah lain. Proses ini melibatkan koordinasi BNPB dengan dukungan TNI-Polri dan berbagai elemen masyarakat.
Pemulihan infrastruktur juga menunjukkan progres signifikan. Dari 81 ruas jalan nasional yang terdampak, sebanyak 72 ruas atau hampir 90 persen telah kembali dapat digunakan. Sisanya masih dalam tahap percepatan perbaikan guna memastikan kelancaran distribusi bantuan dan akses layanan darurat.
Di bidang kesehatan, seluruh rumah sakit pemerintah di wilayah terdampak telah kembali beroperasi meski beberapa belum berfungsi optimal. Ratusan puskesmas juga kembali melayani masyarakat dengan dukungan tenaga medis dan relawan. Kontribusi dokter relawan dari berbagai perguruan tinggi dinilai sangat membantu pelayanan kesehatan, terutama di lokasi pengungsian.
Distribusi bantuan logistik pun terus diintensifkan. Pemerintah memastikan ketersediaan stok pangan, BBM, dan LPG dalam kondisi aman, sekaligus berupaya menjangkau desa-desa yang masih terisolasi melalui jalur darat maupun udara. Petugas dan relawan bekerja ekstra agar bantuan dapat diterima secara merata.
Selain itu, pemerintah menegaskan komitmennya dalam memperbaiki tata kelola lingkungan. Sejumlah izin pemanfaatan lahan skala besar telah dicabut, dan aktivitas pertambangan yang berpotensi merusak lingkungan disegel. Langkah ini diambil agar pemulihan tidak hanya mengembalikan kondisi seperti semula, tetapi juga menciptakan keadaan yang lebih baik ke depan.
Pada sektor pendidikan, sekitar 65 persen sekolah di Aceh telah disiapkan untuk kembali beroperasi. Sementara itu, kesiapan sekolah di Sumatra Barat dan Sumatra Utara telah mendekati 90 persen. Pemerintah menargetkan proses belajar mengajar formal dapat kembali berjalan pada Januari 2026.
Menutup pernyataannya, Pratikno menegaskan bahwa seluruh upaya ini merupakan arahan langsung Presiden Republik Indonesia. Pemerintah diminta mengerahkan seluruh sumber daya nasional secara maksimal hingga kehidupan dan mata pencaharian masyarakat benar-benar pulih.
Ia juga menyampaikan empati dan doa bagi warga terdampak, seraya mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Menko PMK mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus memberikan dukungan agar pemulihan berjalan lebih cepat dan menyongsong 2026 dengan harapan serta semangat bangkit bersama.(*/Stephany)

