Jakarta – mediaaku.com – Otoritas setempat di China pada Jumat menginstruksikan pemeriksaan keselamatan di semua tambang batu bara terbuka di Mongolia Dalam, setelah enam orang tewas dalam runtuhan tambang batu bara akibat tanah longsor pada Rabu (22/2).
Setidaknya 47 korban masih dinyatakan hilang dalam runtuhnya sebuah tambang yang dioperasikan oleh perusahaan lokal kecil Xinjing Coal Mining Co.
Pada Kamis pukul 22.30 waktu setempat (21.30 WIB), enam korban selamat ditarik keluar dari puing-puing, menurut laporan media pemerintah.
Tambang itu terkubur di bawah tumpukan puing-puing selebar setengah kilometer dan tingginya diperkirakan 80 meter, kata televisi pemerintah CCTV.
Terjadinya tanah longsor untuk kedua kalinya menghentikan upaya penyelamatan karena meningkatkan risiko keruntuhan, kata media pemerintah.
Sekitar setengah dari tambang batu bara di wilayah Mongolia Dalam adalah operasi tambang terbuka. Belum jelas apakah lokasi-lokasi penambangan tersebut akan tetap beroperasi selama pemeriksaan keselamatan.
Sedikitnya 300 pekerja penyelamat menggunakan alat berat dan anjing penyelamat dalam mencari para penambang yang terkubur, kata media pemerintah.
Li Zhongzeng, walikota Alxa League, mengatakan misi penyelamatan itu dihambat tingginya ancaman tanah longsor.
Upaya penyelamatan mencakup penggalian secara berlapis dan dengan metode menurun trapesium dari kedua sisi gunung, ungkap Li.
Mongolia Dalam adalah wilayah penghasil batu bara kedua terbesar di China. Provinsi penghasil batu bara utama lainnya, seperti Shanxi dan Shaanxi, juga telah mengarahkan jajarannya untuk melakukan inspeksi keselamatan di lokasi-lokasi penambangan.
Tambang yang runtuh akibat longsor itu dulunya berada di bawah tanah, kemudian diubah menjadi tambang terbuka pada 2012.
Tambang itu sempat ditutup produksinya selama tiga tahun sebelum kembali dibuka pada April 2021, kata media pemerintah, tanpa merinci alasan penutupan itu.

