MEDIAAKU.COM – Program Sekolah Rakyat yang telah berjalan hampir satu semester mulai menunjukkan hasil nyata dalam perkembangan siswa. Capaian tersebut terlihat dari peningkatan kondisi fisik dan kesehatan, perkembangan psikososial serta talenta, hingga kemajuan akademik peserta didik.
Melansir dari laman Kemensos, Rabu (31/12/2025) Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Muhammad Nuh, menjelaskan bahwa ketiga aspek tersebut menjadi indikator utama dalam menilai keberhasilan program. Menurutnya, masa hampir setengah semester merupakan waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan Sekolah Rakyat.
Dalam evaluasi, aspek pertama yang menjadi perhatian adalah kondisi fisik dan kesehatan siswa. Sejak awal masuk, setiap peserta didik telah melalui pemetaan kesehatan, mulai dari tinggi dan berat badan, tingkat kebugaran, hingga kondisi medis tertentu. Perkembangannya kemudian dibandingkan antara kondisi awal dan setelah menjalani satu semester pembelajaran.
Aspek berikutnya adalah psikososial dan talenta. Setiap siswa memiliki peta talenta yang menjadi dasar pendekatan pendidikan. Sekolah Rakyat, kata Nuh, tidak hanya berfokus pada nilai akademik, tetapi juga berupaya mengembangkan potensi unik yang dimiliki masing-masing anak.
Sementara itu, aspek ketiga berkaitan dengan capaian akademik. Ketiga pilar tersebut menjadi landasan dalam menilai kemajuan siswa secara utuh.
Muhammad Nuh mencontohkan salah satu siswa SRMA 13 Bekasi bernama Azril, yang pada awal masuk belum mampu membaca dan menulis karena kondisi tertentu. Melalui pendekatan berbasis pemetaan talenta dan penguatan motivasi, kemampuan Azril berkembang pesat hingga mampu membaca, menulis, dan meraih peringkat tiga di kelasnya.
Menurut Nuh, pendekatan tersebut menjadi ciri khas Sekolah Rakyat, yakni menggali potensi yang sebelumnya tidak terlihat dan mengembangkannya menjadi kompetensi nyata. Hasil evaluasi menyeluruh Sekolah Rakyat direncanakan akan diumumkan pada Januari 2026.
Penilaian tidak hanya mengandalkan indikator konvensional, tetapi juga mengukur dampak sosial melalui metode Social Return on Investment (SROI) sebagai bentuk investasi sosial jangka panjang.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyampaikan bahwa secara umum pelaksanaan Sekolah Rakyat di 166 daerah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat sejumlah hal yang terus disempurnakan.
Ia menyebutkan bahwa proses belajar mengajar yang dimulai sejak Juli lalu kini mulai menunjukkan hasil positif, termasuk munculnya bakat dan potensi siswa yang sebelumnya tidak terlihat.
Gus Ipul menjelaskan bahwa sejak awal, seleksi siswa Sekolah Rakyat tidak menggunakan tes akademik. Proses dimulai dengan pemeriksaan kesehatan, kemudian dilanjutkan pemetaan minat dan bakat melalui teknologi DNA Talent berbasis kecerdasan buatan untuk mengetahui potensi masing-masing siswa.
Sesuai arahan Presiden Prabowo, lulusan Sekolah Rakyat diharapkan mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau menjadi tenaga kerja terampil yang siap bersaing, baik di dalam maupun luar negeri. Bagi yang memilih jalur kewirausahaan, pemerintah juga menyiapkan pendampingan melalui kerja sama lintas kementerian.
Hingga saat ini, Sekolah Rakyat telah beroperasi di 166 lokasi dengan total daya tampung 15.820 siswa dalam sekitar 638 rombongan belajar. Program ini didukung oleh 10.500 guru dan 4.442 tenaga kependidikan.(*/Stephany)

