Jakarta – mediaaku.com – Jumlah korban yang meninggal akibat gempa Magnitudo 7,8 di Turki dan Suriah kini melewati angka 5.000 an. Gempa itu terjadi Senin pagi dan diikuti sebuah gempa tak kalah dahsyat pada siang hari itu.
Ribuan bangunan ambruk, gedung-gedung rumah sakit dan sekolah hancur, dan puluhan ribu orang terluka dan kehilangan tempat tinggal.
Para penyelamat berjuang siang dan malam untuk mencari korban selamat. Di sekitarnya, warga menunggu dalam duka dan berharap kerabat mereka yang hilang bisa ditemukan dalam keadaan hidup. Banyak keluarga yang tidur di dalam mobil-mobil yang diparkir di jalanan.
Otoritas Penanggulangan Darurat dan Bencana (AFAD) mengatakan 5.776 gedung hancur akibat gempa besar itu, yang diikuti 285 gempa susulan, dan 20.426 orang terluka.
Juru bicara UNICEF di Jenewa, James Elder berkata, gempa itu mungkin telah menewaskan ribuan anak. Sementara WHO mengkhawatirkan sejumlah kawasan di Turki dan Suriah, dimana informasi belum didapatkan sejak gempa mengguncang.
Masjid-masjid menjadi tempat pengungsian keluarga yang rumahnya hancur.
Seorang pejabat bantuan PBB di Suriah mengatakan kelangkaan BBM dan cuaca dingin menjadi kendala.
“Infrastruktur rusak, jalan-jalan yang kami gunakan untuk mengirimkan bantuan rusak, kami harus mencari cara menjangkau masyarakat,” kata koordinator PBB El-Mostafa Benlamlih.
Gempa tersebut adalah terbesar di dunia yang pernah tercatat oleh U.S. Geological Survey sejak gempa di Atlantik Selatan pada 2021.
Dilaporkan menjelang pemilihan umum tiga bulan lagi, pemerintah Turki kini menghadapi tantangan rekonstruksi miliaran dolar ketika Presiden Tayyip Erdogan bersiap mencalonkan diri lagi.
