MEDIAAKU. COM – Anak yang keras kepala seringkali menjadi tantangan bagi orang tua. Sikap ini biasanya muncul sebagai bentuk ekspresi keinginan yang kuat atau kebutuhan untuk diakui.
Menurut buku “Parenting with Love and Logic” karya Foster Cline dan Jim Fay, anak keras kepala bukan berarti anak yang buruk, melainkan anak yang sedang belajar mengenali dan mempertahankan identitasnya. Maka dari itu, orang tua perlu menyikapinya dengan bijak, bukan dengan emosi.
Langkah awal yang penting adalah memahami bahwa keras kepala adalah bagian dari proses tumbuh kembang anak. Pada usia tertentu, anak mulai menunjukkan keinginannya untuk mandiri dan membuat keputusan sendiri. Jika orang tua langsung menentang atau memaksakan kehendak, konflik akan semakin besar.
Pendekatan yang penuh empati lebih efektif daripada hukuman. Ketika anak menolak atau membantah, cobalah menenangkan diri lebih dulu. Alih-alih memaksa lebih baik ajak anak berdiskusi.
Bahasa yang lembut namun tegas memberi contoh bahwa perbedaan pendapat bisa diselesaikan tanpa marah.
Membesarkan anak bukan sekadar mengatur, tetapi membimbing. Anak keras kepala bukan untuk dilawan, tapi untuk diarahkan dengan kasih dan pengertian. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, bertanggung jawab, dan mampu menghargai orang lain.(*/janu)
