mediaaku.com – Kulit yang lebih putih dan cerah merupakan impian banyak orang, dan salah satu metode yang muncul adalah suntik kromosom. Namun, sebelum mempertimbangkan suntik kromosom, penting untuk memahami apa yang terkandung di dalamnya dan apakah ini merupakan metode yang aman.
Dalam dunia kecantikan, berbagai inovasi untuk mencapai kulit yang lebih putih terus berkembang, dan salah satunya adalah suntik kromosom. Produk suntik ini mengandung agen atau zat yang diklaim dapat menghambat gen SLC24A5. Gen ini memiliki peran dalam pembentukan melanin, pigmen yang mengatur warna kulit manusia.
Menurut sumber dari artikel kesehatan Alodokter, sebelum suatu produk kesehatan dianggap aman bagi manusia, sejumlah penelitian diperlukan. Penelitian ini mencakup cara kerja produk, dosis yang aman dan efektif, serta efek samping yang mungkin timbul. Awalnya, penelitian dilakukan pada jaringan atau hewan di laboratorium.
Jika produk terbukti aman dalam penelitian tersebut, baru kemudian dilakukan pengujian klinis pada manusia. Oleh karena itu, produk yang manfaat dan keamanannya pada jaringan hidup atau hewan belum banyak diketahui, dan tidak dapat digunakan langsung pada manusia.
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang memadai mengenai manfaat suntik kromosom SLC24A5 pada manusia. Penelitian yang ada baru mencakup uji coba pada hewan seperti zebrafish dan katak albino, serta sel punca yang diambil dari kulit bayi baru lahir.
Dengan demikian, keamanan penggunaan produk suntik kromosom untuk mencerahkan kulit masih belum terbukti. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan efektivitas dan keamanannya.
Beberapa klinik kecantikan mungkin menawarkan terapi suntik putih yang dilakukan oleh dokter. Namun, terapi ini mungkin tidak menggunakan produk yang mengandung kromosom, melainkan sel punca atau vitamin C.
Karena itu, perlu hati-hati dalam memilih metode perawatan. Penting juga untuk menyadari bahwa produk suntik kromosom yang beredar mungkin tidak mengandung zat penghambat kromosom SLC24A5 yang sesungguhnya, dan dapat membahayakan kesehatan. (Putu Dea Agestya Putri)
