MEDIAAKU.COM – Sejak kehamilan mulai memasuki usia sekitar 16–22 minggu, ibu hamil biasanya mulai merasakan denyutan halus atau gerakan seperti kepuk-kepuk kecil dalam rahimnya. Istilah medisnya adalah “quickening”, yakni momen ketika calon bayi mulai menunjukkan aktivitas motorik yang bisa dirasakan oleh ibu.
Menurut pendapat Alessandra Piontelli, dokter yang menulis buku “Development of Normal Fetal Movements” gerakan-gerakan ini menunjukkan bahwa sistem saraf dan otot janin mulai matang, dan menjadi bagian penting dari persiapan bayi untuk kehidupan setelah lahir.
Saat janin semakin besar, gerakannya menjadi semakin jelas dan kuat. Ibu mulai merasakan tendangan, putaran, atau gerakan lengan-kaki bayi. Hal ini juga menjadi indikator bahwa janin tumbuh dengan baik dan kondisi rahim serta plasenta mendukung.
Sebaliknya, jika gerakan janin tiba-tiba berkurang atau tidak seperti biasanya, maka bisa jadi merupakan sinyal perlunya evaluasi medis.
Selain aspek fisik, gerakan janin memiliki makna emosional yang mendalam bagi ibu. Ketika ibu menyadari “ada kehidupan di dalam aku”, maka terbentuk ikatan awal antara ibu dan calon anak.
Kesadaran ini mendorong ibu untuk lebih memperhatikan kesehatan dirinya dan bayi, seperti menjaga pola makan, istirahat cukup, dan menghindari stress.
Secara sederhana, gerakan bayi di dalam kandungan adalah bahasa halus yang dikirimkan bayi kepada ibu: “Aku tumbuh, aku siap, aku butuh perhatianmu.” Maka dari itu, ibu dan keluarga dianjurkan untuk menghargai momen ini dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Ketika ibu mendengar atau merasakan gerakan tersebut, bukan hanya sekadar rasa senang, tetapi juga panggilan untuk menjaga kehamilan dengan penuh kasih dan kehati-hatian.Gerakan kecil itu adalah tanda kehidupan yang berkembang. Mari kita rawat kehidupan tersebut dengan cinta, tanggung jawab, dan kasih sayang.(*/janu)

