MEDIAAKU.COM – Dulu, liburan dan pekerjaan adalah dua hal yang berdiri di kutub berlawanan. Liburan berarti melepaskan diri sejenak dari rutinitas kantor. Namun kini, batas itu mulai kabur dengan hadirnya tren workcation, gabungan kata work (kerja) dan vacation (liburan).
Workcation adalah konsep di mana seseorang tetap bekerja, namun dari lokasi liburan. Bayangkan menyelesaikan laporan mingguan sambil ditemani suara ombak di Bali, atau meeting virtual dari balkon hotel di Yogyakarta. Bukan cuma mimpi, tapi kini menjadi pilihan gaya hidup banyak profesional muda, terutama sejak sistem kerja hybrid dan remote mulai umum diterapkan.
Menurut Harvard Business School dalam laporan bersama Airbnb berjudul The Rise of the Anywhere Worker, sebanyak 81% profesional mengaku lebih bahagia dan produktif ketika bekerja dari lokasi non-tradisional. Mereka merasa bisa menyegarkan pikiran tanpa harus mengambil cuti panjang.
Manfaat workcation:
1.Keseimbangan hidup: Pekerja merasa tidak terlalu stres karena bisa tetap menikmati suasana liburan.
2.Peningkatan kreativitas: Lingkungan baru sering memunculkan inspirasi segar.
3.Kesehatan mental terjaga: Workcation terbukti mengurangi burnout, apalagi bagi pekerja urban yang lelah dengan ritme kota.
Namun tentu saja, ada tantangan yang perlu dihadapi, seperti memastikan koneksi internet yang stabil, mengatur waktu kerja secara disiplin, serta menjaga komunikasi dengan tim tetap lancar.
Banyak perusahaan kini tidak hanya mengizinkan, tapi juga mendorong konsep ini sebagai bagian dari employee well-being. Bahkan beberapa startup teknologi memberikan subsidi khusus untuk workcation tahunan bagi karyawannya.
Di tengah dunia kerja yang semakin fleksibel, workcation menjadi bukti bahwa bekerja tidak harus berarti duduk delapan jam di depan layar di kantor. Selama tetap profesional dan bertanggung jawab, bekerja sambil liburan bisa jadi pilihan gaya hidup yang sehat dan menyenangkan.(*stepahny)
