Monday, December 8, 2025
HomeBeritaWalikota Denpasar Hadiri Upacara Potong Gigi Massal di PHDI Denpasar

Walikota Denpasar Hadiri Upacara Potong Gigi Massal di PHDI Denpasar

Liputan Jurnalis mediaaku.com, Putu Dea Agestya Putri
Denpasar, Bali – mediaaku.com – Semangat kebersamaan menjadi sebuah filosofi hidup yang meringankan dan memberi solusi di tengah kompleksitas kehidupan masyarakat kota.
“Pasca-Covid-19 perekonomian Bali secara umum belum pulih benar dan dampaknya juga dirasakan oleh umat Hindu di Kota Denpasar sehingga pelaksanaan Manusa Yadnya secara bersama-sama menjadi sebuah solusi yang meringankan umat,” jelas Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Denpasar I Made Arka, disela-sela pelaksanaan Manusa Yadnya, Metatah, Menek Kelih dan Pawintenan Saraswati Massal di Kantor PHDI Kota Denpasar Jalan Ratna No. 71 Denpasar.
Tampak hadir Sekretaris Daerah Kota Denpasar IB Alit Wiradana bersama perwakilan Forkompimda Kota Denpasar, Majelis Desa Adat Kota Denpasar, jajaran OPD di Kota Denpasar.
Walikota Denpasar IGN Jaya Negara pin hadir dan nyangging peserta metatah yang diikuti 200 warga. Sulinggih yang terlibat sebanyak 7 sulinggih yaitu, Ida Rsi Agung Yoga Siddhi Bang Pinatih, Ida Pedanda Gede Kompyang Beji, Ida Pandita Mpu Jaya Ashita Santi Yoga, Ida Pandita Dukuh Budha Celagi Dhaksa Dharma Kirti, Ida Sire Empu Dharma Sunu, Ida Rsi Bujangga Waisnawa Putra Wirya Ardhanareswara dan Ida Bhagawan Viveka Dharma.
Di sela-sela upacara Wali Kota IGN Jaya Negara mengatakan, metatah ini merupakan upacara Manusa Yadnya yang wajib dilakukan umat Hindu dalam hal ini para orang tua kepada anak khususnya yang akan menginjak usia remaja atau dewasa.
“Upacara ini merupakan upaya menetralisir sifat buruk pada diri manusia atau Sad Ripu yang meliputi Kama (sifat penuh nafsu indria), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan iri hati), dan Moha merupakan (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).
Ditambahkannya Metatah Massal merupakan wujud bhakti kepada Sang Pencipta.
“Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19 kita harus tetap ber-yadnya, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, begitupun manusia dengan alam lingkungan harus tetap dijaga sebagaimana mestinya, sehingga kehidupan tetap harmonis tetapi dengan catatan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan agar kita semua terhindar dari bahaya penularan virus Covid-19,” kata Jaya Negara.
Lebih jauh Ketua PHDI Kota Denpasar Made Arka menyatakan di tengah situasi perekonomian pasca Covid-19 seperti ini, jangan sampai pelaksanaan upacara yadnya menjadi beban bagi umat sehingga perlu gerakan bersama dan saling berbagi dalam pelaksanaan sebuah yadnya. Kegiatan ini juga sebagai bentuk pelayanan kepada umat serta untuk mewujudkan spirit vasudhaiwa kutumbhakam, semangat kebersamaan dan gotong royong.
“Upacara manusa yadnya bersama ini sebagai upaya mengukuhkan PHDI sebagai lembaga pelayan dan pengayom umat,” jelas mantan aktifis mahasiswa ini.
Menurutnya PHDI merupakan lembaga umat yang bertugas memberikan solusi bagi permasalahan umat serta memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan umat khususnya terkait pelaksanaan ajaran agama. Pihaknya berharap dengan berbagai inovasi dan peningkatan pelayanan kepada umat, keberadaan PHDI akan semakin dirasakan dan dicintai umat.
Selama ini PHDI telah memberikan pelayanan dalam berbagai hal antara lain edukasi dan sosialisasi ajaran-ajaran agama dalam berbagai kesempatan, melakukan kursus kepemangkuan, penetapan pinandita dalam proses Diksa Pariksa, pelaksanaan sudhi wadhani serta berbagai bentuk pelayanan umat.
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terpopular