MEDIAAKU.COM – Sejak zaman kuno, manusia telah mencari cara untuk memperbaiki penglihatan. Bahkan disebutkan bahwa pada abad pertama Masehi, seorang guru di Roma menggunakan “bola kaca berisi air” untuk memperbesar tulisan agar bisa dibaca dengan jelas.
Langkah nyata menuju kacamata muncul ketika karya besar ilmuwan Arab-Muslim Alhazen (atau Ibn al-Haytham) berjudul “The Book of Optics” memengaruhi pemikiran Barat melalui terjemahan ke dalam bahasa Latin. Dalam buku itu, ia membahas bagaimana bola kaca dapat memperbesar objek dan bagaimana cahaya serta lensa bekerja.
Kemudian, di Italia akhir abad ke-13 diyakini bahwa pembuat kaca di sekitar Pisa atau Venesia mulai memproduksi dua lensa cembung yang dihubungkan dengan paku keling di ujung pegangannya dimana kacamata dijepit di sekitar mata dan untuk membaca.
Dari sana, produksi berkembang cepat: pada abad ke-15 kacamata sudah diproduksi dan dijual secara massal di Eropa, terutama setelah mesin cetak ditemukan dan literasi meningkat.
Seorang penulis sejarah, Carl Barck, dalam bukunya ” The History of Spectacles (1907)” menggambarkan bagaimana kacamata berkembang dari alat sederhana menjadi instrumen penting dalam kehidupan sehari-hari, bahwa perkembangan teknologi lensa dan bingkai merupakan bukti kemajuan di bidang optik dan oftalmologi.
Kacamata telah memungkinkan jutaan manusia membaca, bekerja, berkreasi, dan menatap dunia dengan jelas. Apabila kita terus menghargai ide-kecil yang datang dari kebutuhan manusia, dan menghormati proses belajar serta eksperimen yang berkelanjutan, maka kita pun dapat mengubah tantangan kecil menjadi manfaat besar bagi banyak orang.(*/janu)
