Friday, May 9, 2025
HomeIbu dan AnakOverthinking, Saat Imajinasi Anak Berubah Jadi Kekhawatiran

Overthinking, Saat Imajinasi Anak Berubah Jadi Kekhawatiran

MEDIAAKU.COM – Overthinking atau berpikir berlebihan bukan hanya dialami orang dewasa, akan tetapi dapat juga terjadi pada anak-anak. Anak yang overthinking cenderung merasa cemas, takut salah, dan sulit mengambil keputusan, meskipun dalam hal-hal sederhana.

Menurut buku “Emotional Intelligence” karya Daniel Goleman, anak-anak yang tidak bisa mengelola emosi dengan baik berisiko mengalami tekanan mental lebih besar. Mereka mudah merasa terancam oleh pikiran sendiri dan terjebak dalam rasa takut yang belum tentu nyata.

Overthinking sering muncul karena anak terlalu banyak menerima tekanan, baik dari keluarga, sekolah, maupun lingkungan. Misalnya, harapan yang terlalu tinggi dari orang tua, kekhawatiran jika tidak mendapat nilai sempurna, atau ketakutan akan dikucilkan oleh teman.

Anak yang sering murung, sulit tidur, atau menanyakan hal yang sama berulang kali bisa jadi sedang mengalami tekanan batin. Dalam buku “The Whole-Brain Child” oleh Daniel J. Siegel dan Tina Payne Bryson, dijelaskan pentingnya pendekatan empatik untuk membantu anak mengenali dan mengelola pikirannya.  Pada hakekatnya Anak butuh didengarkan, bukan dihakimi.

Salah satu cara mengurangi overthinking adalah:

  • Dengan menciptakan lingkungan yang aman secara emosional. Anak perlu merasa aman bercerita tanpa takut dimarahi. Dengan begitu, mereka belajar menerima dan memahami pikirannya, bukan melawannya.
  • Pikiran anak adalah dunia yang harus dihargai dan dipahami. Jangan anggap sepele ketakutan mereka, karena bagi mereka itu nyata.

Bimbingan yang lembut dan dukungan tanpa syarat dapat membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, tenang, dan tangguh menghadapi tantangan. (*/janu)

RELATED ARTICLES

Terpopular