MEDIAAKU.COM – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto bersama Wakil Menteri Ahmad Riza Patria melakukan kunjungan kerja ke Kantor Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta belum lama ini. Dalam pertemuan tersebut, mereka disambut langsung oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy.
Melansir dari laman Kemendespdt, Selasa (7/10/2025) Menurut Yandri, pertemuan ini bertujuan membahas kelanjutan kerja sama antara Kementerian Desa dan Bank Dunia (World Bank) dalam upaya mempercepat transformasi Desa Maju menjadi Desa Mandiri.
“Saat ini terdapat sekitar 23 ribu Desa Maju. Kami menargetkan setidaknya 15 ribu di antaranya bisa naik status menjadi Desa Mandiri. Untuk itu dibutuhkan intervensi program yang tepat,” ujar Yandri usai pertemuan dengan Kepala Bappenas.
Ia menjelaskan, pelaksanaan program tersebut memerlukan dukungan anggaran yang cukup besar. Karena keterbatasan dana dari APBN, Kemendes PDT berencana menggandeng pihak eksternal, salah satunya Bank Dunia yang telah menyatakan komitmennya untuk ikut mendukung program tersebut.
Yandri menambahkan, koordinasi dengan Bappenas diperlukan karena kerja sama internasional seperti ini memerlukan pendampingan serta persetujuan dari lembaga perencanaan pembangunan nasional tersebut.
“Kami optimis kerja sama antara Kemendes dan Bank Dunia bisa segera berjalan. Jika tidak ada hambatan, program ini akan dimulai awal tahun depan dan berlangsung selama lima tahun,” jelasnya.
Dalam kerja sama ini, Bank Dunia akan berperan dalam pendampingan teknis dan pengembangan ekonomi hijau di desa. Akan dibentuk pula desa-desa tematik dan pusat produksi yang mendukung program prioritas pemerintah, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Desa-desa ini nantinya akan dipersiapkan untuk menyediakan bahan baku lokal bagi program tersebut.Selain itu, penguatan Koperasi Desa Merah Putih juga menjadi fokus utama agar mampu memperkuat perekonomian masyarakat desa secara berkelanjutan.
Yandri mengungkapkan bahwa nilai anggaran yang diusulkan untuk program ini mencapai sekitar US$ 800 juta atau setara Rp13 triliun selama lima tahun, dengan rata-rata alokasi Rp550 juta untuk setiap desa.
“Prinsipnya, kami ingin membantu desa-desa maju agar benar-benar mandiri sesuai dengan potensi dan kebutuhan masing-masing wilayah,” tegasnya.(*/Stephany)