Jembrana – mediaaku.com – Pada periode Januari hingga Desember 2023, Polres Jembrana, Bali, berhasil mengungkap sepuluh kasus kekerasan seksual terhadap anak. Kasus-kasus tersebut melibatkan modus operandi yang beragam, mulai dari pemeriksaan keperawanan hingga penawaran es krim sebagai umpan.
Menurut data yang diperoleh mediaaku.com dari Satreskrim Polres Jembrana, sebanyak delapan dari sepuluh kasus kekerasan seksual terhadap anak merupakan kasus persetubuhan, sementara dua lainnya terkait kasus pencabulan.
Kasus terakhir yang ditangani polres Jembrana adalah berhasil mengamankan dua pelaku kekerasan seksual terhafap anak yakni KD (18) dan HS (63). Pelaku HS terlibat dalam kasus pencabulan terhadap bocah berusia 3 tahun, sementara KD terlibat dalam kasus persetubuhan.
Selain itu, terdapat kasus pemerkosaan anak kandung oleh terdakwa IMSHD (39) yang baru-baru ini divonis 10 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri (PN) Jembrana pada 6 Desember 2023.
Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Agus Riwayanto Diputra, menyampaikan bahwa pelaku kekerasan seksual menggunakan berbagai modus, termasuk ancaman, pacaran dan memberi iming-iming es krim kepada korban.
Dikatakan oleh Kasat Reskrim, meskipun kasus kekerasan seksual terhadap anak pada tahun 2023 ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022, namun perlu tetap diwaspadai bersama. Dia menekankan pentingnya peran orang tua dan keluarga dalam menjaga anak-anak dari pergaulan bebas yang bisa berujung pada seks bebas.
“Saat ini, ada penurunan kasus dibanding tahun 2022 lalu, namun tidak signifikan,” ungkap Agus.
Pihak kepolisian terus mengingatkan masyarakat, khususnya orang tua, untuk menjaga anak-anak mereka dan mencegah mereka terjerumus dalam pergaulan yang dapat membahayakan. Kasat Reskrim itu juga mengajak orang tua untuk bersama-sama menjaga generasi muda dari tindakan biadab dan predator seksual. (Dea)
