MEDIAAKU.COM - Pertemuan sekaligus brainstorming ke-5 organisasi Kawanua Torang Matuari berlangsung di Resto Tude, Ruko Agung Sedayu, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat 21 Maret 2025. Seperti biasa Pada pertemuan dan diskusi Grup Kawanua Torang Matuari dihadiri para members, senior Kawanua dan Kolega, masing-masing, Philip Pantouw (Politisi Senior/Pengusaha), Ali Hardi Kiai Demak (Politisi Senior/Mantan Anggota DPR RI), Assoc Prof Ir W.Donald R. Pokatong, MSc Phd (Universitas Pelita Harapan), Pdt Dr Danny Tumiwa, SE, MTh (Rohaniwan/Pengusaha), Sonny Wuisan, SH, MH, CRA, CLA (Kurator/Lawyer), Jhon Dumais, S.Tr.IP, Pdt Tresje Mambo, STh, Willy H.Rawung (Aktivis Kekawanuaan/Penulis Buku), dan Harris Vandersloot Laoh, S.Sos (Jurnalis/Pengusaha Media). Pertemuan diawali dengan Doa, dibawakan Pdt Tresje Mambo, dilanjutkan pengantar diskusi oleh Penggagas dan Fasilitator Pertemuan, Philip Pantouw, yang menginginkan, berbagai gagasan positif yang tercetus melalui pertemuan Torang Matuari, diharapkan bisa berguna untuk memberi masukan yang konstruktif terhadap pemerintahan Prabowo. Philip mengakui setiap pelaksanaan setiap diskusi Grup Kawanua Torang Matuari, sebetulnya sudah tercium hingga ke Presiden Prabowo melalui orang-orang dilingkaran satu Prabowo. "Karena itu saya mengajak, teman-teman, para pakar yang hadir dari berbagai kalangan yang tergabung dalam Torang Matuari, untuk memanfaatkan momentum diskusi ini, dengan sumbangan-sumbangan ide dan gagasan ke pemerintahan saat ini. Philip mengatakan, pertemuan Grup Torang Matuari dengan Presiden Prabowo, tinggal menunggu momen yang tepat dalam waktu dekat ini. Kemungkinan jika pertemuan diminta di Istana Kepresidenan, tentunya hanya 4 atau 5 orang yang mewakili, tapi jika pertemuan digelar di Hambalang, maka bisa saja semua anggota grup Torang Matuari diikutsertakan untuk bertatap muka dan berdiskusi dengan Presiden Prabowo, khususnya membahas hal-hal yang aktual dan sensitif serta hal-hal krusial. Menyambut momen ini Jhon Dumais, mengusulkan agar organisasi Grup Torang Matuari perlu dilegalkan. "Kita harus formalkan organisasi ini, karena sangat disayangkan jika banyak munculnya gagasan yang bagus-bagus tapi tak diformalkan. Saya setuju organisasi diskusi diformalkan," harap Jhon Dumais. Willy Rawung yang hadir dalam diskusi, mendukung pernyataan Dumais. "Saya sangat setuju jika organisasi diskusi ini diseriusi menjadi legal standing dan mempunyai pengurus," cetus Rawung. "Kita harus mencari nama yang bagus untuk diformalkan. Karena menyangkut nama sangat penting, terutama call sign nya harus yang umum," tambah Rawung. Donald Pokatong yang hadir menyatakan setuju untuk mencari nama organisasi diskusi ini yang tidak memberi kesan Minahasa, tapi secara umum. "Yang penting nama-nama pengurus yang ada dalam organisasi adalah dari orang-orang kawanua," kata Pokatong. Kemudian Donald teringat apa yang disampaikan Max Wilar pada diskusi lalu, bahwa jangan membawa nama suku Minahasa dalam menyampaikan gagasan ke Prabowo. Donald dalam meniru perkataan Max Wilar, agar dalam pendekatan ke Presiden Prabowo, tidak membawa nama suku dalam hal ini suku Minahasa, tetapi membawa konsep yang jelas mengenai pemecahan persoalan-persoalan ekonomi, dan memecahkan problematik program Asta Cita yang dihadapi pemerintahan Prabowo. "Kalau kita mendekatkan diri dengan kesukuan, itu akan menyesatkan kita. Tetapi jika ada konsep dan program untuk disumbangkan ke pemerintahan Prabowo, itu sangat tepat," ujar Donald meniru ucapan Max. Kemudian usulan ini disambut baik Philip Pantouw, namun menurut Philip, bahwa dirinya tak berambisi menjadi pemimpin dalam organisasi diskusi ini. Namun Ali Hardi Kiai Demak yang hadir, langsung mengusulkan agar organisasi diakusi ini Ketua Umumnya adalah Philip Pantouw, sedangkan Ketua Harian adalah Donald Pokatong. Pernyataan Ali Hardi kemudian didukung forum yang hadir. "Tinggal kepengurusan lengkap dibahas lagi dalam diskusi 28 Maret 2025 yang akan dilaksanakan di Resto Manado di Jalan Kemang, Jakarta Selatan," ujarnya. Sebelumnya pertemuan berikut Torang Kawanua telah ditetapkan dan direncanakan berlangsung di Resto Manado, di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Jumat 28 Maret 2025 mendatang. Menurut Donald Pokatong, saat ini ada 2 bentuk alternatif nama organisasi ini yang akan dibentuk yakni apakah dalam bentuk perkumpulan atau yayasan. Namun Willy Rawung lebih setuju jika organisasi yang dibentuk adalah perkumpulan, alasannya jika dalam bentuk yayasan berbau komersil, sedangkan perkumpulan lebih leluasa dan umum. "Dan jika bentuknya perkumpulan, sangat tepat untuk menyuarakan berbagai hal termasuk rencana podcast yang akan dilaksanakan organisasi diskusi ini," tambah Mantan Ketua GSKI ini. Sementara Sonny Wuisan dan Pdt Tresje Mambo, setuju jika organisasi diskusi ini ditingkatkan ke legal standing. "Saya siap bantu untuk proses legal standingnya," ujar Sonny Wuisan. Sebelum diskusi dimulai, Donald Pokatong mempresentasikan kerangka diskusi yang sudah dilakukan sejak pertemuan pertama hingga pertemuan ke lima. Ada banyak program yang tinggal menunggu pembuatan short paper dari tim yang mengusulkan dan ditugaskan. Mulai dari Sumago, TPPO, Ketahanan Pangan, Pariwisata, Energi Terbarukan, dan lain sebagainya. Untuk bidang program energi terbarukan, Tokoh Kawanua Danny Tumiwa, yang hadir, langsung membahas program energi terbarukan khususnya yang akan dilakukan di Sulawesi Utara. Danny mengatakan, program energi terbarukan yang bisa digarap di Sulut adalah menggunakan potensi tenaga surya dan tenaga angin. Tumiwa mengaku juga sudah menyiapkan sejumlah alasan dilaksanakan proyek ini di Sulut. Pihaknya akan segera membuat langkah-langkah dan bertemu dan membahas bersama pemerintah daerah. "Ini penting karena Sulut, banyak dilirik investor untuk sejumlah proyek, dan semua ini membutuhkan energi yang cukup yang bebas emisi," kata Tumiwa. Tumiwa juga saat itu langsung memaparkan video proyek energi terbarukan di Sulut melalui layar screen, beserta profil Sulut. Pada akhir diskusi, Philip Pantouw, menyampaikan bahwa pada 14 April 2025 mendatang, dirinya akan ke Manado dan Tomohon untuk menghadiri peringatan perdamaian Permesta yang terjadi di Desa Woloan 14 April 1961. Perdamaian Woloan ini kemudian dikenal dengan kesepakatan Malenos pada 14 April 1961, dengan rumusan "Permesta kembali kepangkuan Ibu Pertiwi, tidak ada yang menang dan kalah. Para tokoh pejuang permesta waktu itu juga memperoleh amnesti dan abolisi dari pemerintah pusat. Saat itu, perdamaian Permesta di Woloan Tomohon 14 April 1961 turut dihadiri perwakilan Blok Barat dan Blok Timur. Untuk Blok Barat diwakili Atase Militer Amerika Serikat Kolonel George Benson, dan Blok Timur diwakili Atase Militer Yugoslavia. Perdamaian Woloan juga dihadiri Panglima Antar Daerah Komando Komando Indonesia Timur Brigjen Ahmad Yani, Panglima Komando Daerah Sulutteng (KDM Sulut) Letkol D.J.Somba, dan Komandan Brigade Pancasila Wim Tenges. Dengan berakhirnya penjelasan Pantouw ini, maka diskusi di Resto Tude berakhir, dan ditutup dengan Doa oleh Pdt Dr Danny Tumiwa. (Harris)