MEDIAAKU.COM – Kementerian Pertanian (Kementan) terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui berbagai langkah strategis di lapangan.
Melansir dari laman Kementan, Senin (20/10/2025) Salah satu inisiatif yang kini menjadi sorotan adalah Brigade Pangan, sebuah gerakan kolaboratif yang menghidupkan kembali lahan-lahan tidur dan menumbuhkan semangat gotong royong sebagai kekuatan utama dalam menjaga kedaulatan pangan Indonesia.
Gerakan ini hadir sebagai bentuk nyata dari visi pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pangan nasional. Tidak hanya sekadar meningkatkan produksi pertanian, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat melalui sistem pertanian yang produktif, modern, dan berkeadilan.
Ketahanan pangan memiliki makna yang jauh lebih luas dari sekadar ketersediaan bahan pangan di meja makan. Ia menyangkut masa depan bangsa, kesejahteraan petani, serta keberlanjutan sumber daya alam.
Dengan populasi yang mendekati 280 juta jiwa, Indonesia menghadapi berbagai tantangan seperti berkurangnya lahan produktif, alih fungsi sawah menjadi kawasan industri, dan ancaman bencana alam yang dapat mengganggu stabilitas produksi pangan.
Pada masa lalu, Indonesia pernah mencapai puncak swasembada pangan di era Orde Baru melalui berbagai program intensifikasi, pembangunan irigasi, dan penggunaan bibit unggul. Namun, di tengah perubahan iklim dan tekanan ekonomi global saat ini, diperlukan strategi baru yang lebih adaptif dan kolaboratif untuk menjaga ketahanan pangan bangsa.
Brigade Pangan dibentuk di bawah koordinasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan. Program ini melibatkan berbagai elemen, mulai dari petani muda dan penyuluh pertanian hingga aparat TNI Angkatan Darat (Babinsa), yang bersama-sama mengelola lahan tidur menjadi lahan produktif.
Lebih dari sekadar proyek peningkatan hasil panen, Brigade Pangan merupakan gerakan pemberdayaan masyarakat yang memperkenalkan teknologi mekanisasi, digitalisasi pertanian, serta pola usaha tani berbasis pasar. Kehadiran generasi muda membuat sektor pertanian menjadi lebih dinamis, inovatif, dan menjanjikan nilai ekonomi baru bagi daerah.
Dukungan TNI AD melalui Babinsa dan Brigade Teritorial juga menjadi bukti bahwa pangan adalah isu strategis negara. Keterlibatan mereka membantu memastikan proses pertanian berjalan aman, lancar, dan terarah—mulai dari pengelolaan lahan, distribusi pupuk dan benih, hingga pendampingan petani di lapangan.
Sinergi antara pemerintah, petani, dan aparat keamanan ini memperkuat pesan bahwa ketahanan pangan dan ketahanan nasional tidak dapat dipisahkan. Pangan bukan hanya urusan ekonomi, melainkan juga fondasi stabilitas sosial dan kedaulatan bangsa.
Meski menghadapi tantangan seperti pengaturan lahan, perlindungan hak masyarakat lokal, dan keseimbangan ekologi, pendekatan kolaboratif lintas sektor yang diterapkan dalam program ini menjadi modal penting untuk mengatasinya.
Kementan menegaskan bahwa kemandirian pangan hanya dapat dicapai melalui kerja sama seluruh elemen bangsa. Pemerintah berkomitmen memperluas cakupan Brigade Pangan di berbagai daerah, mempercepat pemanfaatan lahan tidak produktif, dan memperkuat sistem pendampingan lapangan agar dampaknya semakin meluas.
Melalui Gerakan Brigade Pangan, Indonesia sedang menapaki babak baru dalam sejarah pertaniannya, di mana lahan tidur kembali hidup, generasi muda turun ke sawah dengan semangat inovasi, dan gotong royong kembali menjadi napas utama pembangunan bangsa.(*/Stephany)