MEDIAAKU.COM. Kalau main ke Pontianak, belum lengkap rasanya kalau belum coba choi pan. Kue mungil ini punya kulit tipis dari campuran tepung beras dan tepung sagu, dengan isian bengkuang, ebi, dan bawang putih yang gurih.
Biasanya choi pan dikukus, disajikan hangat dengan taburan bawang putih goreng dan sambal cair. Ada juga versi goreng yang kulitnya lebih renyah tapi tetap juicy di dalam.
Melansir dari VOI, Nama choi pan berasal dari bahasa Hakka, artinya “kue sayuran.” Sejarahnya berakar dari budaya Tionghoa di Kalimantan Barat, di mana para perantau Hakka membawa resep ini sebagai bagian dari kehidupan mereka. Di Pontianak dan sekitarnya, choi pan kemudian beradaptasi dengan selera lokal, hingga menjadi camilan ikonik yang diburu banyak orang.
Walau tampil sederhana, choi pan menawarkan rasa yang kaya dan tekstur yang lembut kenyal. Satu gigitan, dijamin susah berhenti! Selain enak, choi pan juga jadi bukti kekayaan budaya kuliner Tionghoa di Indonesia.
Kalau ketemu choi pan di pasar atau kedai kecil, jangan ragu buat coba. Si kecil ini siap bikin lidahmu jatuh cinta! (*/stephany)