Thursday, September 18, 2025
HomeIbu dan AnakMainan Anak Berteknologi AI: Cerdas, Aman, atau Justru Berisiko?

Mainan Anak Berteknologi AI: Cerdas, Aman, atau Justru Berisiko?

MEDIAAKU.COM – Di era digital saat ini, mainan anak tidak hanya berbentuk boneka, mobil-mobilan, atau balok susun. Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) mulai hadir dalam dunia permainan anak.

AI membuat mainan menjadi lebih interaktif, mampu merespons ucapan, bahkan belajar dari kebiasaan anak. Fenomena ini menarik karena mainan tidak lagi pasif, melainkan bisa menjadi teman bermain yang seolah “hidup.”

Hal ini sejalan dengan perkembangan mainan berbasis AI yang dirancang bukan hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk mengasah kreativitas, logika, dan keterampilan sosial. Misalnya, robot mainan yang bisa berdialog sederhana dengan anak, boneka pintar yang mampu menceritakan dongeng, atau aplikasi permainan edukatif yang menyesuaikan tingkat kesulitan sesuai kemampuan anak.

Namun, kehadiran mainan berbasis AI tidak lepas dari tantangan. Jika tidak diawasi, anak bisa terlalu bergantung pada teknologi.

Pendapat Sherry Turkle (2011) dalam “Alone Together”  menekankan bahwa interaksi dengan mesin tidak bisa sepenuhnya menggantikan interaksi manusia. Anak tetap membutuhkan komunikasi nyata dengan orang tua, teman, dan lingkungan sekitar agar perkembangan emosional dan sosial mereka berjalan seimbang.

Di satu sisi, AI mampu membuka peluang besar dalam pendidikan anak sejak dini. Anak bisa belajar bahasa asing lewat permainan interaktif, mengenal konsep sains dengan cara menyenangkan, atau melatih imajinasi lewat mainan kreatif yang responsif. Tetapi di sisi lain, orang tua harus tetap hadir sebagai pendamping utama. Mainan berbasis AI hanyalah alat bantu, bukan pengganti kasih sayang maupun bimbingan.

Perkembangan mainan anak dengan sentuhan AI menunjukkan bahwa masa depan bermain akan terus berubah. Meski begitu, esensi dari bermain tetaplah sama: memberikan ruang bagi anak untuk belajar, berimajinasi, dan menemukan jati diri. Teknologi seharusnya menjadi teman perjalanan, bukan pengganti, dalam proses tumbuh kembang anak.(*/janu)

RELATED ARTICLES

Terpopular