MEDIAAKU.COM-Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak seusianya. Namun, dampaknya tidak hanya pada fisik. Stunting juga memengaruhi perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas anak di masa depan.
Menurut buku Gizi dan Kesehatan Anak karya Sri Sumarmi dan dkk., stunting disebabkan oleh berbagai faktor, seperti asupan gizi yang kurang, sanitasi yang buruk, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, dan kurangnya pemahaman orang tua tentang pola asuh dan pemberian makanan bergizi. Anak yang tidak mendapat cukup protein, vitamin, dan mineral selama masa pertumbuhan akan mengalami hambatan dalam perkembangan tubuh dan otaknya.
Penanganan stunting harus dimulai sejak dini, bahkan sebelum anak lahir. Ibu hamil perlu mendapatkan makanan bergizi, pemeriksaan kehamilan secara rutin, dan edukasi tentang pentingnya gizi. Setelah anak lahir, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI yang kaya gizi, sangat penting untuk menunjang tumbuh kembangnya.
Keberhasilan penanganan stunting tidak hanya tergantung pada sektor kesehatan, tetapi juga membutuhkan kerja sama lintas sektor, termasuk pendidikan, pertanian, dan sosial.
Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mencegah stunting dengan pengetahuan, kepedulian, dan tindakan nyata. Mulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga, kita bisa menciptakan generasi yang lebih kuat, cerdas, dan sehat. (*/janu)
