MEDIAAKU.COM – Menjelang persalinan, wajar jika seorang ibu merasa cemas. Perubahan fisik, rasa sakit yang dibayangkan, hingga kekhawatiran akan keselamatan diri dan bayi seringkali memunculkan ketegangan batin.
Dalam buku” Psikologi Kehamilan dan Persalinan” karya Yulianti (2019), dijelaskan bahwa kecemasan menjelang melahirkan adalah reaksi alami, namun bila tidak dikelola dapat memengaruhi proses persalinan.
Ibu yang terlalu tegang bisa mengalami kontraksi tidak teratur, rasa sakit lebih hebat, bahkan persalinan lebih lama.Mengatasi kecemasan membutuhkan kesiapan lahir dan batin. Salah satu cara sederhana adalah memperbanyak informasi yang benar mengenai proses persalinan.
Buku “Asuhan Kebidanan” oleh Varney (2017) menekankan pentingnya pendidikan kehamilan, seperti mengikuti kelas ibu hamil atau senam hamil. Pengetahuan membuat ibu lebih siap menghadapi setiap tahapan persalinan, sehingga rasa takut berkurang.
Selain itu, dukungan emosional sangat berarti. Kehadiran suami, keluarga, atau tenaga kesehatan yang penuh empati bisa memberikan rasa aman.
Sentuhan, kata-kata menenangkan, serta doa bersama dapat membantu ibu lebih rileks. Ibu juga disarankan melatih pernapasan dalam, meditasi ringan, atau mendengarkan musik lembut agar tubuh dan pikiran lebih tenang.
Kecemasan sering muncul karena bayangan rasa sakit. Namun, penting untuk diingat bahwa rasa sakit melahirkan adalah bagian alami dari perjalanan seorang ibu. Setiap tarikan napas, setiap tetes keringat, adalah jalan menuju pertemuan indah dengan buah hati. Dengan pola pikir positif, kecemasan bisa berubah menjadi energi semangat.
Melahirkan bukan sekadar proses medis, melainkan juga pengalaman spiritual. Ibu diajak untuk percaya pada tubuhnya sendiri, pada dukungan orang terdekat, dan pada kuasa Tuhan. Ketenangan hati akan menumbuhkan kekuatan, sementara kecemasan yang dikelola dengan baik justru menjadikan persalinan lebih lancar.(*/janu)
