Tuesday, May 20, 2025
HomeMusikApa Penyebab Harga Tiket Konser Semakin Mahal?

Apa Penyebab Harga Tiket Konser Semakin Mahal?

MEDIAAKU.COM – Dilansir dari situs “Pollstar”, pasca pandemi COVID-19, telah mengubah lanskap industri konser secara drastis dan mendorong kenaikan biaya produksi yang signifikan.

Penyelenggara kini harus menganggarkan lebih banyak untuk biaya peningkatan ventilasi di venue, dan biaya logistik melonjak akibat gangguan rantai pasok global, mulai dari transportasi peralatan panggung hingga akomodasi kru.

Misalnya, harga sewa truk untuk peralatan tur dilaporkan naik hingga 30% di beberapa wilayah. Kenaikan ini tak pelak diteruskan ke harga tiket, karena promotor berusaha menutup investasi besar demi menghadirkan pengalaman konser yang aman dan memukau.

Di era pasca-COVID, penggemar tidak lagi puas dengan panggung sederhana, mereka menuntut produksi megah dengan efek visual canggih, layar LED raksasa, dan koreografi yang rumit.

Artis seperti Beyoncé atau Coldplay menetapkan standar baru dengan tur berskala stadion yang menyerupai pertunjukan teater. Ekspektasi ini mendorong biaya desain panggung dan teknologi, seperti augmented reality atau piroteknik, yang bisa mencapai jutaan dolar per pertunjukan.

Penggemar rela membayar lebih untuk pengalaman “Instagramable” yang tak terlupakan, tetapi ini juga berarti tiket kelas VIP atau area dekat panggung kini sering dibanderol dengan harga fantastis.

Pada bagian lain dikutip dari “The Guardian- Music Section”, kenaikan harga tiket juga dipicu oleh perubahan model bisnis di industri musik. Dengan pendapatan dari penjualan album dan streaming yang minim—Spotify hanya membayar sekitar $0,004 per streaming sehingga artis semakin bergantung pada tur untuk menghasilkan keuntungan. Promotor seperti Live Nation, yang mendominasi pasar, sering menawarkan kontrak besar di muka kepada artis ternama, namun ini meningkatkan tekanan untuk menaikkan harga tiket guna menutup biaya.

Selain itu, praktik “dynamic pricing,” di mana harga tiket berfluktuasi berdasarkan permintaan, kini jamak digunakan, membuat penggemar merasa terjepit antara antusiasme dan dompet mereka.

Kenaikan harga tiket menimbulkan kekhawatiran tentang aksesibilitas, terutama bagi penggemar muda atau dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Di beberapa negara, harga tiket konser artis internasional bisa setara biaya hidup sebulan, memicu kritik bahwa musik live kini menjadi hiburan eksklusif. Meski begitu, ada upaya untuk menyeimbangkan, seperti penawaran tiket early-bird atau konser virtual berbiaya rendah.

Namun, tanpa perubahan struktural dalam industri, seperti subsidi venue atau regulasi harga, konser megah mungkin akan tetap menjadi kemewahan, meninggalkan penggemar dengan pilihan sulit: merogoh kocek dalam-dalam atau hanya menonton lewat layar ponsel.(*/Terry)

RELATED ARTICLES

Terpopular