Tuesday, July 1, 2025
HomeEkonomiProgram ASIK Dorong Pelaku Kriya Lokal Go Global, Yogyakarta Jadi Titik Awal

Program ASIK Dorong Pelaku Kriya Lokal Go Global, Yogyakarta Jadi Titik Awal

MEDIAAKU.COM – Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) meluncurkan langkah strategis untuk memperkuat kapasitas ekspor para pelaku ekonomi kreatif melalui program Akselerasi Kreasi Ekspor Indonesia (ASIK). Melansir dari laman Ekraf, Senin (30/6/2025) Fokus utama program ini adalah subsektor kriya, dan Yogyakarta dipilih sebagai kota perdana pelaksanaan bootcamp.

Wakil Menteri Ekraf, Irene Umar, saat membuka kegiatan ASIK di ARTOTEL Yogyakarta ini menekankan bahwa ekspor seharusnya tidak hanya menjadi label prestise, melainkan juga menjadi sarana nyata untuk mendorong peningkatan omzet dan penciptaan lapangan kerja berkualitas.

“Hari ini kita bergerak dari pinggiran, dari daerah, untuk menunjukkan bahwa ekonomi kreatif bukan pelengkap, tapi penopang utama ekonomi masa depan,” ujar Irene.

Program ASIK sendiri telah diluncurkan sejak 26 Mei 2025 dan menyasar tiga subsektor unggulan: fesyen, kuliner, dan kriya. Program ini dirancang dengan pendekatan end-to-end, mencakup proses kurasi, pelatihan intensif, sertifikasi, pencocokan bisnis, hingga kesempatan mengikuti pameran tingkat nasional dan internasional.

Dari 171 pelaku usaha kriya yang mendaftar dari berbagai penjuru Indonesia, hanya 20 yang berhasil lolos seleksi untuk mengikuti bootcamp di Yogyakarta. Mereka membawa beragam produk lokal berbasis kayu, kulit, logam, tekstil, batu, hingga keramik, dengan latar belakang usaha yang unik dan potensi pasar global yang besar.

Dalam sambutannya, Wamen Irene juga menyoroti pentingnya membangun kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan ekosistem ekspor kreatif yang solid. Ia berharap program ASIK tidak hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga menjadi awal dari terbentuknya jejaring bisnis yang kokoh antar pelaku kreatif.

“Kalian termasuk 10% terbaik dari ratusan pendaftar. Manfaatkan momen ini untuk mengasah keterampilan, memperluas jejaring, dan saling mendukung. Dari sini bisa lahir komunitas bisnis kreatif yang tahan banting dan saling menguatkan,” tegas Irene.

Untuk memastikan hasil program ini berdampak jangka panjang, Kemen Ekraf juga menyiapkan berbagai bentuk pendampingan lanjutan, termasuk fasilitasi sertifikasi produk, pelatihan ekspor tingkat lanjut,serta koneksi langsung ke pembeli luar negeri melalui jaringan ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) dan mitra global lainnya.

Wamen Irene juga menegaskan bahwa tujuan utama dari ASIK adalah mencetak pelaku ekonomi kreatif yang mampu bersaing secara mandiri di pasar global.

“Lebih dari sekadar tampil di luar negeri, kita ingin pelaku kreatif kita naik kelas, omzet meningkat, dan kontribusinya dirasakan nyata di tanah air,” ucapnya.

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa bekal pengetahuan yang diperoleh dari ASIK diharapkan memperkuat daya tahan bisnis dan menjadikan para peserta sebagai penggerak ekonomi kreatif di daerah masing-masing.

“Dampak dari program ini harus bisa menjalar: menginspirasi lingkungan, memperluas manfaat, dan memperkuat posisi Indonesia dalam peta ekonomi kreatif dunia,” tutup Irene.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Direktur Kriya Kemenparekraf, Neli Yana, yang juga memberikan arahan dan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program.

Inisiatif ASIK merupakan bagian dari strategi jangka panjang Kemen Ekraf untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada potensi lokal dan kearifan budaya daerah. (*/Stephany)

RELATED ARTICLES

Terpopular