Jakarta – mediaaku.com – Hingga saat ini peluang bersatunya Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sebagai pasangan Capres dan Cawapres bisa terjadi. Hal ini dikuatkan berbagai pernyataan para elit partai politik.
Terakhir adalah pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Djarot Syaiful Hidayat, yang merespons peluang duet mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
“Ya, kita lihat lagi bagaimana dinamikanya selama satu bulan ini, apakah kemudian bisa terjadi atau tidak terjadi, kan semua partai punya kalkulasinya,” kata Puan Maharani kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Sementara Ketua PDIP Djarot Syaiful Hidayat, mengaku ragu bakal ada tiga poros koalisi atau pasangan capres cawapres pada Pilpres 2024 mendatang.
“Karena begini, apakah Anda yakin bahwa tiga poros ini semuanya bisa jalan, daftar di KPU tanggal 19-25 Oktober ya kan, masih ada dinamika loh ini ya kan,” ujar Djarot.
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid yang menilai kemungkinan Pilpres 2024 hanya diikuti dua poros.
Adapun pendapat Jazilul ini diberikan dalam kapasitas pendapat pribadi. “Saya melihatnya secara pribadi belum tentu ada 3 poros, bisa jadi 2 poros, kita tunggu nanti,” kata Jazilul kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/9).
Alasan Jazilul soal pilpres hanya 2 poros itu dilakukan setelah melihat perkembangan dinamika politik saat ini, sepertinya sudah terjadi dua poros saja: Poros Perubahan dan Poros Non-Perubahan.
“Saya tidak mau spekulasi tentang siapa-siapanya, kita lihat saja dinamikanya sampai akhir September,” tutur Jazilul.
Alasan lain, Jazilul mengungkapkan waktu pendaftaran pilpres yang semakin pendek dan tampilan tokoh capres yang itu-itu saja.
Pendapat Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid hampir mirip pernyataan dari Politikus PDIP Aria Bima, yang menyuarakan agar Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon.
Aria Bima kepada wartawan di kompleks Senayan Jakarta, belum lama ini mengatakan, lebih baik sekarang para ketua umum partai bermufakat dan bermusyawarah. Dua calon itu sangat memperpendek waktu dan sangat efektif.
Sebelum Aria Bima, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto pada saat diskusi BRIN akhir Agustus, pernah mengatakan idealnya hanya dua pasangan calon di Pilpres 2024. Menurut Hasto hal ini untuk memastikan Pilpres bisa selesai dalam satu putaran.
Hasto mengklaim banyaknya pasangan capres-cawapres akan membuka ruang Pilpres 2024 berlangsung dua putaran dan menambah beban rakyat untuk memikul biaya penyelenggaraan.
“Indonesia memerlukan pelaksanaan Pilpres yang demokratis, cepat, kredibel, dan bagaimana memastikan hanya berlangsung satu putaran,” kata Hasto.
Terakhir pernyataan capres Ganjar Pranowo kepada wartawan saat ditanya jika peluang bergabungnya dengan capres Prabowo Subianto. Menurut Ganjar, dalam politik sebelum didaftarkan di KPU bisa saja terjadi. “Sebelum daftar di KPU, bisa saja terjadi,” ujar Ganjar.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai pendapat Waketum PKB Jazilul Fawaid ini jadi tanda tanya publik, mengapa tiba-tiba Jazilul bicara soal kemungkinan dua poros.
Menurut Adi Prayitno, pendapat Jazilul ini memunculkan dugaan Jazilul tak yakin poros Anies-Cak Imin atau AMIN bakal berlayar di 2024.
Lanjut Prajoto, dua poros akan terjadi jika poros Anies-Cak Imin (AMIN) bubar. Maka yang akan head to head adalah Ganjar vs Prabowo,” sebutnya.
Anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini kepada wartawan, Selasa (19/9/2023), mengakui bisa saja hanya memunculkan 2 pasangan pilpres. “Kalau dilihat perkembangan upaya membentuk koalisi, maka sangat mungkin pragmatisme politik membuat pilpres hanya diikuti dua pasangan calon saja. Sebab proses yang berlangsung elitis dan jauh dari jangkauan publik,” ucap Titi.