MEDIAAKU.COM – Menjadi anak tunggal sering kali dianggap sebagai posisi yang istimewa. Tanpa saudara kandung, anak tunggal biasanya mendapat perhatian dan kasih sayang penuh dari orang tua. Namun, di balik keistimewaan tersebut, ada juga tantangan yang perlu dihadapi. Apa saja sisi positif, tantangan, serta pesan moral bagi anak tunggal berdasarkan perspektif psikologi, mari kita bahas bersama.
Menurut Buku”The Only Child: Myths and Reality” oleh Susan Newman, anak tunggal cenderung lebih mandiri, percaya diri, dan kreatif. Mereka terbiasa menghabiskan waktu sendiri, sehingga sering mengembangkan hobi atau keterampilan tertentu. Tanpa persaingan dengan saudara, mereka juga lebih fokus pada pengembangan diri.
Disamping itu, anak tunggal pada umumnya memiliki kedekatan emosional yang kuat dengan orang tua, mereka dapat diajak berdiskusi seperti layaknya orang dewasa, sehingga kemampuan komunikasi dan berpikir kritisnya terasah dengan baik.
Meski memiliki banyak kelebihan, anak tunggal juga menghadapi beberapa kesulitan. Dalam buku “Birth Order Blues” oleh Meri Wallace, disebutkan bahwa anak tunggal kadang merasa kesepian karena tidak memiliki teman bermain di rumah.
Mereka juga mungkin merasa terbebani oleh harapan tinggi orang tua, karena semua perhatian tertuju padanya. Selain itu, anak tunggal dapat kurang peka dalam hal berbagi atau bekerja sama karena tidak terbiasa berinteraksi dengan saudara kandung.
Saran untuk para orang tua, usahakan untuk tidak memanjakan anak secara berlebihan. Berikan kesempatan anak untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab. Interaksi dengan sepupu atau teman sebaya juga penting agar kemampuan sosialnya berkembang.
Menjadi anak tunggal memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan dukungan yang tepat dari orang tua serta kesadaran untuk terus belajar bersosialisasi, anak tunggal bisa tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan peduli terhadap orang lain. (*/janu
