Thursday, October 23, 2025
HomePolitikPrediksi Pilpres Hanya 2 Pasangan Mencuat. Prabowo dan Ganjar Bisa Bersatu

Prediksi Pilpres Hanya 2 Pasangan Mencuat. Prabowo dan Ganjar Bisa Bersatu

Jakarta – mediaaku.com – Prediksi Kemungkinan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang hanya diikuti 2 Pasangan semakin mencuat dikalangan elit Partai Politik (Parpol).

Hasil rangkuman mediaaku.com, terakhir prediksi bahwa pilpres hanya 2 pasangan dilontarkan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid yang menilai kemungkinan Pilpres 2024 yang hanya diikuti dua poros.

Adapun pendapat Jazilul ini diberikan dalam kapasitas pendapat pribadi. “Saya melihatnya secara pribadi belum tentu ada 3 poros, bisa jadi 2 poros, kita tunggu nanti,” kata Jazilul kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/9).

Alasan Jazilul soal pilpres hanya 2 poros itu dilakukan setelah melihat perkembangan dinamika politik saat ini, sepertinya sudah terjadi dua poros saja: Poros Perubahan dan Poros Non-Perubahan.

Namun, Jazilul mengaku enggan berspekulasi terkait siapa nantinya bacapres dalam dua poros tersebut. Ia mengatakan dinamika poros pilpres dapat dilihat hingga akhir September ini.

“Saya tidak mau spekulasi tentang siapa-siapanya, kita lihat saja dinamikanya sampai akhir September,” tuturnya.

Alasan lain, Jazilul mengungkapkan waktu pendaftaran pilpres yang semakin pendek dan tampilan tokoh capres yang itu-itu saja.

“Ini pertimbangan saya, hingga saat ini calon-calonnya, partai-partainya itu-itu saja, hanya di situ saja, apa kesulitannya? Bagi saya tidak akan ada kesulitan untuk memutuskan, tetapi yang sulit itu justru membuat hanya dua poros itu yang sulit. Padahal dari angka Presidential Threshold yang sudah ada, kenapa belum putus-putus saja,” tambah Jazilul.

Sementara itu Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai pendapat Waketum PKB Jazilul Fawaid ini jadi tanda tanya publik, mengapa tiba-tiba Jazilul bicara soal kemungkinan dua poros.

Menurut Adi Prayitno, pendapat Jazilul ini memunculkan dugaan Jazilul tak yakin poros Anies-Cak Imin atau AMIN bakal berlayar di 2024.

“Sebab, poros lain yakni Ganjar dan Prabowo terlihat begitu solid dukungan politiknya,” ujar Adi.

Dua poros itu (Prabowo dan Ganjar) menurut Adi, mungkin terjadi karena dua hal. Pertama, Ganjar dan Prabowo menyatu dalam satu duet, tapi kemungkinan ini sangat mustahil.

“Kenapa mustahil, karena Ganjar dan Prabowo terlihat sama-sama powerful menghadapi Pemilu 2024. Kedua, dua poros akan terjadi jika poros Anies-Cak Imin (AMIN) bubar. Maka yang akan head to head adalah Ganjar vs Prabowo,” sebutnya.

Tapi Adi tak yakin akan terjadi 2 poros, sebab kalau melihat kecenderungan publik, Pilpres 2024 ada tiga poros politik agar rakyat bisa menikmati menu capres yang beragam dan lebih variatif,” ujar Adi.

Pendapat Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid hampir mirip pernyataan dari Politikus PDIP Aria Bima, yang menyuarakan agar Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon.

Aria Bima kepada wartawan di kompleks Senayan Jakarta, belum lama ini mengatakan, lebih baik sekarang para ketua umum partai bermufakat dan bermusyawarah. Syukur-syukur bisa sampai dua calon itu sangat memperpendek waktu dan sangat efektif. Rakyat juga senang.

Sebelum Aria Bima, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto lebih dulu getol mengemukakan idealnya hanya dua paslon di Pilpres 2024. Hal tersebut dikatakan Hasto pada akhir Agustus 2022. Menurut Hasto hal ini untuk memastikan Pilpres bisa selesai dalam satu putaran.

Hasto mengklaim banyaknya pasangan capres-cawapres akan membuka ruang Pilpres 2024 berlangsung dua putaran dan menambah beban rakyat untuk memikul biaya penyelenggaraan.

“Indonesia memerlukan pelaksanaan Pilpres yang demokratis, cepat, kredibel, dan bagaimana memastikan hanya berlangsung satu putaran,” kata Hasto di diskusi BRIN kala itu.

Dilain pihak Anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini kepada wartawan, Selasa (19/9/2023), mengatakan saat ini sejumlah pakar mendorong Pilpres 2024 diikuti minimal tiga poros kekuatan. Mengapa? “Dari sisi konfigurasi suara dan kursi, pasangan calon presiden bisa sampai empat pasangan calon. Hanya saja perkembangan dinamika politik hari ini mengarah pada tiga potensi bakal pasangan calon,” kata Titi Anggraini

Titi mengamati, akibat masa pencalonan yang sangat panjang dan mepet dengan tahapan pemungutan suara, membuat kepastian pencalonan jadi sangat lambat dan sangat penuh dinamika yang kontroversial dan spekulatif.

Menurut Titi, 3 pasangan calon bisa membuat distribusi isu menjadi lebih menyebar ketimbang hanya dua pasangan calon, kita punya pengalaman Pemilu 2009 dengan tiga pasangan calon serta Pemilu 2014 dan 2019 hanya dengan dua pasangan calon,” ujarnya.

“Dengan pemilihan presiden hanya dua pasangan calon, polariasi disintegraitif dinilai menguat dan makin melemahkan kultur kewargaan di kalangan pemilih,” lanjut Titi.

Kata Titi, mestinya partai politik juga mempertimbangkan betul soal kebutuhan publik atas alternatif pilihan politik yang bisa membuat pemilu lebih dinamis dan menekan hegemoni identitas dan keterbelahan di tengah masyarakat.

Namun Titi juga mengakui bisa saja hanya memunculkan 2 pasangan pilpres. “Kalau dilihat perkembangan upaya membentuk koalisi, maka sangat mungkin pragmatisme politik membuat pilpres hanya diikuti dua pasangan calon saja. Sebab proses yang berlangsung elitis dan jauh dari jangkauan publik,” ucap Titi.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Terpopular